Kualitas Udara Jakarta Urutan Satu Terburuk Sedunia Pagi Ini

23 Agustus 2022 7:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
Bangunan gedung bertingkat di Jakarta diselimuti polusi udara. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan gedung bertingkat di Jakarta diselimuti polusi udara. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pagi ini, Selasa (23/8), Jakarta kembali menduduki peringkat 1 dengan kualitas udara terburuk sedunia. Berdasarkan situs IQ Air, skor Air Quality Index US Jakarta berada di peringkat atas 5 besar daftar kota dengan polusi udara terburuk, yakni 177 per pukul 07.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Polusi udara di Jakarta didominasi oleh polutan utama PM 2.5. Polutan ini adalah partikel mikro yang tidak hanya mengancam kesehatan, tapi juga mengurangi jarak pandang karena menghasilkan lapisan kabut di atmosfer.
PM2.5 dideskripsikan dengan ukuran sekitar 2,5 mikron dan banyak berasal dari emisi mesin yang menggunakan bahan bakar fosil.
Polusi Udara di Jakarta. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Polusi Udara di Jakarta. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Skor polusi udara Jakarta hingga pukul 07.25 WIB sempat mengalami penurunan, yakni pada skor atau indeks 142. Peringkat Jakarta turun berada di bawah Kota Santiago, Chile.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menetapkan batas annual PM2.5 senilai 5 µg/m3. Dikutip dari IQ Air, kandungan polutan PM2.5 di udara Jakarta pada hari ini, Selasa (23/8), mencapai 52.4µg/m³ atau 10,5 kali lipat dari batas WHO (data per pukul 07.29 WIB).
Polusi Udara di Jakarta. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Selain Jakarta, hingga pukul 07.29 WIB, tercatat juga kualitas udara di sejumlah kota lain menurut situs IQ Air. Kota-kota tersebut seperti: Surabaya (162), Depok (156), Semarang (155), Bekasi (152), Serang (127), Bandung (110) dan Denpasar (108).
ADVERTISEMENT
WHO mengestimasi sekitar 4,2 jiwa meninggal pada 2016 akibat masalah yang ditimbulkan polusi PM2.5, dengan kasus terbanyak di Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Kasus kesehatan terbanyak yang diakibatkan polusi udara adalah stroke dan serangan jantung, yakni sekitar 58 persen dari semua kasus.
Masyarakat direkomendasikan menggunakan masker ketika beraktifitas di luar ruangan. Warga juga diminta menutup jendela dengan rapat, menggunakan air purifier, dan menghindari aktivitas/olahraga di luar ruangan.