Kuli Bangunan Tak Sengaja Temukan Batu Safir Terbesar di Dunia Senilai Rp 1,4 T

29 Juli 2021 9:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gugusan batu safir bintang saat ditemukan kuli sedang menggali sumur di Sri Lanka. Foto: Dok. Gamage
zoom-in-whitePerbesar
Gugusan batu safir bintang saat ditemukan kuli sedang menggali sumur di Sri Lanka. Foto: Dok. Gamage
ADVERTISEMENT
Seorang kuli bangunan di Sri Lanka tak sengaja menemukan gugusan batu safir bintang saat sedang menggali sumur di rumah majikannya di daerah Ratnapura. Lebih mengejutkan lagi, batu berharga itu rupanya bisa bernilai fantastis hingga 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,4 Triliun di pasar internasional.
ADVERTISEMENT
Dikutip BBC, pihak berwenang Sri Lanka mengatakan gugusan batu safir bintang yang ditemukan di halaman belakang rumah itu diklaim terbesar di dunia. Batu ini memiliki berat sekitar 510 kilogram atau 2,5 juta karat dan diberi nama "Serendipity Sapphire".
"Ini adalah spesimen safir bintang khusus, mungkin yang terbesar di dunia. Mengingat ukuran dan nilainya, kami pikir itu akan menarik minat kolektor pribadi atau museum," kata Ketua Otoritas Permata dan Perhiasan Nasional Sri Lanka, Thilak Weerasinghe.
Batu permata itu tidak menjadi milik kuli yang pertama kali menemukannya. Namun, dimiliki oleh seorang pedagang permata bernama Gamage yang mempekerjakan kuli tersebut.
Ilustrasi batu safir bintang. Foto: Wikimedia commons
"Orang yang menggali sumur memberi tahu kami tentang beberapa batu langka. Kemudian kami menemukan spesimen besar ini," kata Gamage.
ADVERTISEMENT
Pria itu tidak mau memberikan nama lengkap atau lokasi detail penemuan batu karena alasan keamanan. Gamage sendiri merupakan pedagang permata generasi ketiga yang tinggal di Ratnapura, yang berarti kota permata dalam bahasa Sinhala, dikenal sebagai ibu kota permata negara Asia Selatan. Batu berharga lainnya telah ditemukan di sana di masa lalu.
Gamage menceritakan butuh lebih dari satu tahun untuk membersihkan batu dari lumpur dan kotoran lainnya sebelum mereka dapat menganalisis dan mengesahkan jenisnya. Selama proses pembersihan, Ia mengatakan beberapa batu jatuh dari klaster dan ditemukan batu safir bintang berkualitas tinggi.
"Saya belum pernah melihat spesimen sebesar itu sebelumnya. Ini mungkin terbentuk sekitar 400 juta tahun yang lalu," kata Dr Gamini Zoysa, ahli permata terkenal kepada BBC.
ADVERTISEMENT
Para ahli juga menunjukkan bahwa meskipun gugusan batu permata itu memiliki nilai karat tinggi, tapi tak semua batu di dalam kluster mungkin berkualitas tinggi.
Temuan itu muncul ketika industri permata Sri Lanka telah menderita kerugian akibat lockdown yang disebabkan oleh pandemi Covid. Para pekerja di industri berharap batu "Serendipity Sapphire" akan menarik pembeli dan pakar internasional, meskipun batu itu belum dianalisis dan disahkan oleh pakar internasional independen.