Laki-laki yang Sering Migrain Punya Estrogen Lebih Banyak

2 Juli 2018 10:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Sakit Kepala (Foto: Dok. Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sakit Kepala (Foto: Dok. Pixabay)
ADVERTISEMENT
Laki-laki ternyata memiliki kemungkinan tiga kali lebih kecil mengalami migrain dibandingkan perempuan, dan sekarang, pikiran kita mulai bisa menerima alasan kenapa hal ini terjadi.
ADVERTISEMENT
Migrain merupakan gangguan neurologis yang ditandai dengan seringnya sakit kepala berat pada sebelah sisi kepala. Selama masa subur, perempuan tiga kali lebih mungkin mengalami migrain daripada pria.
Dalam penelitian sebelumnya, dijelaskan bahwa kadar estrogen dapat memengaruhi perempuan ketika mengalami migrain dan tingkat sakit kepalanya. Tetapi, sejauh ini masih belum diketahui apakah hormon seks ini juga memengaruhi migrain pada pria?
Untuk menjawab itu, sebuah tim riset dari Leiden University Medical Center di Belanda melakukan sebuah penelitian yang dipimpin oleh WPJ Van Oosterhout.
Penelitian ini melibatkan 17 pria dengan usia rata-rata 47 tahun yang mengalami migrain rata-rata tiga kali sebulan. Partisipan yang ikut penelitian ini tidak ada yang meminum obat yang diketahui dapat memengaruhi kadar hormon. Mereka kemudian dibandingkan dengan 22 pria tanpa migrain. Semua partisipan ini memiliki berat badan yang sehat, disesuaikan dengan usia dan indeks massa tubuh.
Pusing misterius (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pusing misterius (Foto: Pixabay)
Riset ini menunjukkan bahwa laki-laki yang menderita migrain memiliki kandungan estrogen lebih banyak dalam daerah mereka, dibandingkan dengan mereka yang cukup beruntung tidak memiliki riwayat gangguan otak yang melemahkan.
ADVERTISEMENT
Para peneliti mengukur kadar estradiol, estrogen, dan testosteron dalam darah. Mereka mengambil empat sampel darah dari masing-masing peserta pada satu hari, masing-masing tiga jam terpisah. Bagi mereka dengan migrain, sampel darah pertama diambil pada hari non-migrain dan kemudian setiap hari sesudahnya sampai peserta mengalami migrain.
Peneliti menemukan bahwa laki-laki dengan migrain memiliki tingkat estrogen yang lebih tinggi saat sedang migrain, 97 pikomoles per liter (pmol/L), dibandingkan dengan 69 pmol/L pada laki-laki tanpa migrain.
Selain itu, partisipan juga disurvei tentang gejala-gejala bahwa mereka mungkin relatif kekurangan kadar testosteron, dengan menguji suasana hati, energi, dan dorongan seksual. Lalu dari sini peneliti menemukan bahwa laki-laki yang migrain lebih sering melaporkan gejala-gejala kekurangan testosteron dan gejala itu terkadang parah. Sebanyak 61 persen laki-laki dengan migrain memperhatikan gejala yang berhubungan dengan testosteron rendah, dibandingkan dengan 27 persen pria tanpa migrain.
ADVERTISEMENT
"Penelitian kami menemukan peningkatan kadar estrogen pada pria dengan migrain, serta kadar testosteron yang lebih rendah," ujar Van Oosterhout, dikutip dari Medical Xpress.
Dia dan tim berkata akan melakukan penelitian lanjutan dalam populasi yang lebih besar guna memvalidasi temuan.
"Penelitian lebih lanjut diperlukan dalam populasi yang lebih besar untuk memvalidasi temuan kami," katanya. "Peran pasti dari estrogen pada pria dengan migrain, dan apakah fluktuasi estrogen dapat dikaitkan dengan aktivitas migrain, seperti halnya pada wanita, perlu diselidiki sepenuhnya."