Lansia 60 - 70 Tahun Bisa Vaksin Sinovac, Bagaimana dengan yang Lebih Tua?

7 Februari 2021 18:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lansia, kakek dan nenek. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lansia, kakek dan nenek. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin vaksin CoronaVac dari Sinovac untuk diberikan kepada lansia usia 60 sampai 70 tahun, Sabtu (6/2), demi mencegah infeksi COVID-19 pada lansia di Indonesia. Dari kebijakan ini, publik kemudian bertanya, bagaimana dengan lansia di atas 70 tahun?
ADVERTISEMENT
Menanggapi pertanyaan ini, Ketua BPOM, Penny K. Lukito, menyebut bahwa data hasil uji klinis Sinovac untuk lansia memang cuma sampai 70 tahun saja. Meski demikian, itu bukan berarti lansia di atas 70 tahun tidak boleh diberikan vaksin corona tersebut.
Pemberian vaksin untuk lansia di atas 70 tahun disebutnya memerlukan "pertimbangan yang khusus" dan perlu "kehati-hatian."
"Bukan dilarang untuk di atas 70 tahun. Namun, data yang kami terima, berdasarkan hasil uji klinis di Brasil untuk fase tiga adalah untuk sampai usia 70 tahun," kata Penny dalam sebuah konferensi pers virtual, Minggu (7/2).
Kepala BPOM Penny Lukito memberikan keterangan pers soal izin penggunaan vaksin CoroVac dari Sinovac untuk lansia, Minggu (7/2). Foto: Youtube/BPOM
Penny menyebut, izin pemberian vaksin corona Sinovac untuk lansia diambil berdasarkan dua hal.
Pertama, Sinovac telah menggelar uji klinis tahap ketiga vaksin tersebut kepada lansia di Brasil. Lalu, ia juga menyebut pemberian vaksin corona pada lansia didasari pada pertimbangan angka kematian yang tinggi pasien COVID-19 di rentang usia lansia.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Sinovac belum mempublikasi uji klinis tahap ketiga vaksin CoronaVac bagi lansia di Brasil. Menurut laporan media pemerintah China, Global Times, perusahaan vaksin itu baru bakal merilis laporan uji klinis tersebut pada momen Tahun Baru Imlek, sekitar 12 Februari 2021.
Meski demikian, data uji klinis tahap ketiga vaksin corona Sinovac bagi lansia di Brasil telah didapatkan BPOM.
Penny menjelaskan, uji klinis vaksin corona Sinovac untuk lansia di Brasil melibatkan 600 relawan. "Vaksin aman dan tidak ada efek samping berupa kematian atau efek samping serius yang dilaporkan," kata dia.
Petugas kesehatan mengumpulkan botol vaksin COVID-19 produksi Sinovac yang telah digunakan saat pelaksanaan vaksinasi massal di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (31/1/2021). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
Hasil uji klinis vaksin corona untuk lansia di Brasil menunjukkan kalau relawan punya efek samping yang "umumnya ringan". Efek samping ringan tersebut di antaranya adalah mual, demam, bengkak, kemerahan pada kulit, dan sakit kepala.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Penny tidak menyebut berapa titer antibodi yang didapatkan relawan lansia uji klinis tahap ketiga itu.
Sebelumnya, Sinovac telah menggelar uji klinis tahap satu dan dua vaksin CoronaVac untuk lansia pada Mei dan Juni 2020. Saat itu, relawan yang dilibatkan ada 422 orang, yang berasal dari kota Renqiu di provinsi Heibei, China.
Dalam uji coba tersebut, pasien lansia mendapat rentang pemberian dosis yang berbeda ketimbang usia 18-59 tahun. Alih-alih punya interval pemberian dua dosis selama 14 hari, para peneliti memberikan jeda pemberian dua dosis hingga 28 hari.
"Uji klinis fase satu dan dua di China menunjukkan hasil imunogenisitas yang baik," kata Penny. "Setelah 28 hari pemberian dosis kedua, titer antibodi masih tinggi di 97,98 persen untuk yang mengikuti uji klinis."
ADVERTISEMENT
Dalam laporan para peneliti di jurnal kesehatan The Lancet, peneliti menyebut bahwa mereka tidak mendeteksi antibodi di kelompok plasebo.