Laura Anna Pernah Idap Dekubitus hingga Spinal Cord Injury, Apa Itu?

15 Desember 2021 16:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laura Anna. Foto: Instagram/@edlnlaura
zoom-in-whitePerbesar
Laura Anna. Foto: Instagram/@edlnlaura
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selebgram Laura Anna meninggal dunia pada Rabu (15/12) di usia 21 tahun. Meski keluarganya belum mengungkap penyebab kematiannya, gangguan kesehatan yang dialami Laura Anna dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan.
ADVERTISEMENT
Dalam 2 tahun terakhir, Laura Anna mengidap spinal cord injury atau cedera saraf tulang belakang. Cedera yang menghilangkan sensor motorik dan kendali geraknya itu ia dapatkan usai mengalami kecelakaan mobil yang dikemudikan mantan kekasihnya, Gaga Muhammad, pada akhir 2019 lalu.
Menurut penjelasan Mayo Clinics, spinal cord injury merupakan kerusakan pada bagian mana pun dari sumsum tulang belakang atau saraf di ujung tulang belakang (cauda equina). Cedera ini sering menyebabkan perubahan permanen pada kekuatan, sensasi, dan fungsi tubuh lainnya di bawah lokasi cedera.
Kemampuan orang untuk mengontrol tubuhnya sendiri usai mengalami cedera tulang belakang tergantung pada dua faktor, menurut Mayo Clinics. Pertama, tergantung di mana cedera terjadi pada sumsum tulang belakang dan, yang kedua, seberapa parah cedera yang diderita.
ADVERTISEMENT
Tingkat keparahan cedera saraf tulang belakang sendiri dibagi menjadi dua, yakni cedera lengkap dan tidak lengkap.
Cedera saraf tulang belakang lengkap merupakan tingkat yang lebih parah, di mana orang yang mengalaminya kehilangan semua perasaan (sensorik) dan semua kemampuan untuk mengontrol gerakan (fungsi motorik).
Adapun cedera saraf tulang belakang tidak lengkap berarti orang yang mengalaminya masih memiliki beberapa fungsi motorik atau sensorik di bawah area yang terkena.
Gaga Muhammad dan Laura Anna. Foto: Instagram/@gagamuhammad
Selain itu, kelumpuhan akibat cedera tulang belakang dapat terbagi menjadi dua. Yang pertama disebut tetraplegia atau quadriplegia, di mana lengan, tangan, batang tubuh, kaki, dan organ panggul terpengaruh oleh cedera tulang belakang. Ada pula kelumpuhan paraplegia yang mempengaruhi seluruh atau sebagian dari batang tubuh, kaki dan organ panggul.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan mobil seperti yang dialami Laura Anna merupakan salah satu penyebab cedera saraf tulang belakang. Menurut laporan Healthline, ada beberapa kecelakaan lain yang berpotensi menyebabkan cedera tersebut, seperti:
Beberapa gejala cedera tulang belakang meliputi masalah berjalan, kehilangan kendali kandung kemih atau usus, ketidakmampuan untuk menggerakkan lengan atau kaki, perasaan mati rasa yang menyebar atau kesemutan, ketidaksadaran, sakit kepala, rasa sakit, tekanan, dan kekakuan di daerah punggung atau leher, tanda-tanda syok, dan posisi kepala yang tidak wajar.
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang merasakan gejala tersebut usai mengalami kecelakaan atau benturan ekstrem, kamu dianjurkan untuk segera ke dokter untuk diperiksa. Diagnosis cedera saraf tulang belakang meliputi CT scan, MRI, hingga X-ray.

Laura Anna juga idap dekubitus

Selain cedera saraf tulang belakang, Laura Anna juga diketahui mengalami dekubitus. Hal tersebut diketahui dari postingan Instagram Story di miliknya pada awal bulan ini.
Dekubitus merupakan luka yang namanya berasal dari bahasa Latin, decumbo, yang berarti “berbaring”. Luka dekubitus dikenal juga sebagai luka tekan atau luka baring. Luka ini biasanya berada di tulang ekor atau bokong, tulang belikat dan tulang belakang, punggung lengan, tumit hingga pergelangan kaki.
Dekubitus adalah luka terbuka pada kulit yang disebabkan oleh tekanan konstan dalam waktu lama ke area tubuh tertentu. Mayo Clinics menjelaskan, dekubitus umumnya ditemukan pada orang dengan kondisi medis yang membatasi kemampuan mereka untuk mengubah posisi atau menyebabkan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tidur atau kursi.
ADVERTISEMENT
Luka baring dapat berkembang selama berjam-jam atau berhari-hari. Kebanyakan luka sembuh dengan pengobatan, tetapi beberapa tidak pernah sembuh sepenuhnya.
Tanda-tanda luka dekubitus atau borok karena tekanan termasuk:
Luka dekubitus dapat menyebabkan tingkat kerusakan kulit dan jaringan berkisar dari merah, kulit yang tidak rusak hingga cedera dalam yang melibatkan otot dan tulang. Penurunan aliran darah ke area luka dekubitus dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan kematian, menurut laporan Healthline.
Kalau kamu melihat tanda-tanda peringatan luka dekubitus, Mayo Clinics menganjurkan kamu untuk ubah posisi guna mengurangi tekanan pada area yang terdampak. Jika kamu tidak melihat perbaikan dalam 24 hingga 48 jam, segera hubungi dokter.
ADVERTISEMENT