Ledakan Populasi Rumput Laut Membentang dari Afrika ke Teluk Meksiko

6 Juli 2019 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ledakan populasi rumput laut di perairan Atlantik. Foto: VELY Michel/Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ledakan populasi rumput laut di perairan Atlantik. Foto: VELY Michel/Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti mengidentifikasi adanya ledakan populasi rumput laut (seaweed bloom) yang membentang dari pantai barat Afrika hingga Teluk Meksiko. Menurut para peneliti, hamparan rumput laut atau makroalga yang membentang di Samudra Atlantik ini tercatat sebagai hasil ledakan populasi rumput laut terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Menurut mereka, kondisi ini perlu dikhawatirkan. Sebab, fenomena seperti ini berpotensi menyebabkan kematian bagi banyak spesies di wilayah lautan tersebut. Tidak hanya itu, kondisi tersebut juga dapat mengganggu para nelayan.
Hamparan rumput laut yang teridentifikasi di Samudra Atlantik ini dijuluki oleh para peneliti sebagai Great Atlantic Sargassum Belt (GASB). Hamparan rumput laut yang sebagian besar terdiri dari Sargassum, sejenis rumput laut cokelat, ini terlihat membentang di lautan sepanjang 8.850 kilometer. Berat hamparan rumput lain ini diperkirakan mencapai lebih dari 20 juta ton.
Para ilmuwan melacak perkembangan rumput laut ini dengan menggunakan hasil pengamatan satelit NASA sejak tahun 2011 hingga 2018. Dari situ terlihat bahwa hamparan Sargassum itu mengapung di area sekitar Teluk Meksiko dan Laut Sargasso di Atlantik Tengah.
Data satelit NASA menunjukkan pertumbuhan populasi rumput laut di Samudra Atlantik. Foto: USF College of Marine Science
Sebenarnya, jika dalam jumlah yang tepat, Sargassum dapat turut berperan dalam menjaga kesehatan ekosistem laut dengan menyediakan habitat dan perlindungan bagi mamalia laut dan menghasilkan oksigen melalui fotosintesis seperti tanaman di darat. Tetapi jika jumlahnya terlalu berlimpah, sebagaimana dilansir IFL Science, hamparan rumput laut yang luas itu akan menyulitkan spesies laut untuk bergerak dan bernapas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Sargassum yang berada di darat, seperti di pantai atau pesisir, akan melepaskan gas hidrogen sulfida yang berbau. Gas ini dapat berbahaya bagi orang-orang yang memiliki masalah pernapasan.
Rumput Laut yang Mencemari Pantai di Meksiko. Foto: REUTERS/Jorge Delgado
Menurut para peneliti, ledakan populasi rumput laut ini terjadi akibat kombinasi faktor lingkungan dan perbuatan manusia. Salah satunya, saat musim semi dan musim panas, Sungai Amazon yang bermuara ke Samudra Atlantik telah melepaskan nutrisi ke laut yang memicu pertumbuhan makroalga ini.
Para peneliti ini menemukan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan deforestasi dan produksi pertanian di wilayah sekitar Amazon telah menghasilkan peningkatan nitrogen dan fosfor di sungai tersebut. Hal inilah yang turut menyebabkan ledakan populasi rumput laut di perairan Atlantik.
ADVERTISEMENT