Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan dari Copernicus ‘Atmospheric Monitoring Service (CAMS) yang memantau lubang ozon menyebut, kemunculan lubang tak biasa di Kutub Utara bukan disebabkan oleh aktivitas manusia, melainkan karena terjadi polar vortex di Arktik yang sangat kuat.
Ini artinya, kapan lubang ozon itu tertutup juga tidak bisa dipastikan karena tidak berkaitan dengan polusi udara yang disebabkan manusia, atau pengurangan polusi akibat kebijakan lockdown pemerintah di berbagai negara untuk cegah penularan virus corona.
“COVID-19 dan penguncian tidak berhubungan dengan ini (lubang ozon di Arktik),” ujar CAMS, dalam sebuah posting-an Twitter. “Itu (lubang ozon) didorong oleh polar vortex yang sangat kuat dan berumur panjang, serta tidak terkait dengan perubahan kualitas udara.”
Menurut National Weather Service, polar vortex atau pusaran kutub adalah area bertekanan rendah dan udara dingin yang mengelilingi kedua kutub di Bumi. Polar vortex dipastikan selalu ada, kendati mereka akan melemah saat musim panas dan menguat ketika musim dingin.
ADVERTISEMENT
Polar vortex di Kutub Utara akan melemah ketika ada daratan di dekatnya dan pegunungan yang bisa mengganggu cuaca. Terakhir kali penipisan ozon kuat terjadi hampir satu dekade lalu. Saat ini, sebagian besar ozon di ketinggian sekitar 17 kilometer di stratosfer dilaporkan telah menghilang, dengan ukuran hampir sebesar Greenland.
Lapisan ozon sendiri biasanya ditemukan antara 14 hingga 35 kilometer di atas tanah. Ia berfungsi melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet yang dikeluarkan Matahari. Adapun lubang lapisan ozon yang membesar di Kutub Utara disebabkan oleh bahan kimia klorin dan bromin.
Kedua polutan tersebut menggerogoti gas ozon di sekitarnya, hingga membentuk lubang ozon besar, yang salah satunya terdapat di Antartika, di mana lubang ozon membesar setiap tahunnya selama 35 tahun terakhir. Kabar baiknya, peneliti menemukan bahwa untuk pertama kali lubang ozon di Antartika mulai mengecil dan berangsur menutup pada 2019.
ADVERTISEMENT
CMAS mengatakan, lubang ozon di Bumi terus berkurang ke titik yang paling rendah pada awal April 2020. Menutupnya lubang ozon telah memberi harapan bagi kita tentang pemulihan Bumi yang berdampak pada perbaikan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pemanasan global .
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.