Lukisan Kuno di Madagaskar Ungkap Hubungan Tersembunyi Kalimantan dan Mesir

19 Desember 2023 13:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seni cadas yang ditemukan di sebuah gua di Madagaskar. Foto: David Burney/University of Hawaii
zoom-in-whitePerbesar
Seni cadas yang ditemukan di sebuah gua di Madagaskar. Foto: David Burney/University of Hawaii
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para arkeolog telah menemukan gambar seni cadas prasejarah unik di Gua Andriamomelo di Madagaskar barat. Ini adalah seni cadas pertama yang menunjukkan gambar alam dengan fitur mirip manusia dan hewan yang dapat dilihat di Madagaskar.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, Madagaskar hanya memiliki sedikit situs seni cadas, itu pun gambarnya cuma simbol-simbol dasar. Penemuan ini juga menunjukkan beberapa kejutan, termasuk petunjuk adanya hubungan budaya yang luar biasa.
Gambar pertama berupa pemandangan yang ada hubungannya dengan motif keagamaan Mesir dari periode Ptolemeus (300-30 SM). Kedua adalah simbol dan tulisan di dinding menunjukkan hubungan dengan dunia Ethiopia dan Afro-Arab. Terakhir adalah simbologi dan motif yang lazim ditemukan dalam gaya seni gua Kalimantan, Indonesia, berusia dua milenium.
Kejutan lainnya yakni gambar tiga hewan Madagaskar yang telah punah selama berabad-abad yang lalu, termasuk lemur sloth raksasa, burung gajah, dan kura-kura raksasa.
Seni gua disalin oleh Dr. Julian Hume dari Museum Sejarah Alam London. Foto: David Burney/University of Hawaii/The Conversation
Masyarakat, bahasa, dan budaya Madagaskar memang sejak lama diyakini punya hubungan erat dengan Kalimantan, bercampur dengan pengaruh kuat dari benua Afrika bagian timur. Namun, siapakah orang Malagasi pertama? Kapan mereka tiba dan apa yang mereka lakukan di Madagaskar? Semua itu masih diperdebatkan.
ADVERTISEMENT
“Meski temuan kami bersifat spekulatif, semua informasi yang kami peroleh di Gua Andriamomelo sangat menarik untuk mencari jejak sejarah awal Malagasi,” tulis David Burney, Profesor Paleobiologi Konservasi di Hawaii University dalam The Conversation.

Hubungan di luar Madagaskar

David menjelaskan, lukisan cadas tersebut ditemukan ketika timnya mengunjungi lokasi dekat desa tepi barat laut kawasan lindung Beanka seluas 17.100 hektare pada 2013. Tim menghabiskan waktu berhari-hari di sana untuk menganalisis gambar, mensurvei dan memetakan seluruh gua, mencari situs arkeologi terkait dan mewawancarai penduduk desa setempat mengenai seni cadas tersebut.
Namun, diperlukan waktu bertahun-tahun untuk menelusuri literatur dan arsip museum yang relevan untuk memastikan keunikan dari seni cadas tersebut. Lalu tim peneliti membuat salinan digital dan gambar tangan dari 72 objek seni gua. Lukisan gua tersebut digambar dengan pigmen hitam dengan pola mencakup 16 hewan, 6 bentuk manusia, 2 hibrida manusia-hewan, 2 desain geometris, 16 contoh simbol berbentuk M, dan banyak pola serta bentuk tidak jelas lainnya.
Penggambaran dewa Anubis di Gua Andriamomelo di Madagaskar barat. Foto: David Burney/University of Hawaii/The Conversation
Hubungan dengan Mesir diisyaratkan dalam delapan gambar utama, termasuk elang (Horus); dewa berkepala burung Thoth; dewi burung unta Ma’at dan 2 sosok manusia-hewan yang mirip Anubis, dewa Mesir kuno yang biasanya digambarkan sebagai pria berkepala anjing.
ADVERTISEMENT
Adapun huruf M yang banyak ditemukan di Gua Andriamomelo diduga adalah huruf "hawt" (ሐ) dalam alfabet Amharic Ethiopia kuno, dilafalkan "ha". Yang mengejutkan, peneliti menemukan simbol ini pada seni gua di Kalimantan berusia 2.000 tahun, dan huruf ini tidak ditemukan pada seni gua atau cadas lain di kawasan Indo-Pasifik.
Dalam beberapa bahasa Austronesia, rumpun bahasa beragam yang terbentang dari Malagasi di barat hingga Hawaii dan Rapa Nui di Pasifik, kata “ha” adalah istilah untuk “nafas kehidupan”.
“Semua kemungkinan hubungan ini mengingatkan kita bahwa masyarakat, bahasa, dan budaya Madagaskar bersifat sinkretis, memadukan pengaruh Afrika dan Asia untuk menghasilkan masyarakat Malagasi yang unik. Karya seni yang sangat detail dan beragam juga terkenal karena apa yang ditampilkannya,” tulis Burney.
ADVERTISEMENT
Tak ada simbolisme Kristen, Islam, atau Hindu yang digambar di gua. Tidak ada pula motif modern seperti alfabet Latin, gambar kendaraan, dan bendera. Bahkan zebu (sapi) yang banyak ditemukan di gua lain di Madagaskar karena merupakan simbol budaya terpenting selama seribu tahun terakhir di sana, juga tidak ada.

Kapan seni cadas dibuat?

Sulit untuk mengetahui secara pasti kapan gambar-gambar itu dibuat. Ini karena pigmen hitam yang digunakan di seni cadas tersebut terbuat dari mineral anorganik dengan hanya sedikit komponen arang yang biasanya digunakan peneliti untuk penanggalan radiokarbon.
Huruf M yang ditemukan di Gua Andriamomelo di Madagaskar barat. Foto: David Burney/University of Hawaii/The Conversation
Namun berdasarkan motifnya, peneliti menduga seni cadas ini dibuat sekitar 2.000 tahun lalu, berasal dari zaman Cleopatra atau sebelumnya.
“Jika ini benar, maka hal ini luar biasa dan berguna untuk diketahui karena dapat memberikan bukti kapan dan siapa yang datang ke Madagaskar,” papar Burney.
ADVERTISEMENT
Masyarakat setempat mengatakan, pembuat gambar gua tersebut kemungkinan adalah kelompok misterius “Vazimba” atau “Bosy” yang tinggal di hutan terdekat. Sementara tim masih memerlukan bukti-bukti lainnya untuk memastikannya.
Satu-satunya tulisan yang terdapat di gua selain huruf “M” adalah sebaris tulisan samar di pojok kanan bawah seni cadas. Dugaan peneliti, enam dari delapan karakter yang terbaca disimpulkan sebagai sorabe, tulisan Malagasi kuno dalam aksara Arab yang mungkin bertulisan "D-A-NT-IA-R-K".
Apakah huruf itu merujuk pada Antiokhus IV Epiphanes? Belum diketahui. Antiokhus IV Epiphanes sendiri adalah raja Kekaisaran Seleukia (Asia Barat) pada periode Ptolemeus yang membangun angkat luat besar, menaklukkan sebagian besar Mesir pada 170 SM dan mengirimkan ekspedisi penjelajahan dan perdagangan ke Laut Merah dan pantai timur Afrika.
ADVERTISEMENT
Pedagang daging pada periode itu menyebarkan barang-barang Romawi ke selatan hingga pelabuhan di Tanzania dan selatan Zanzibar untuk berdagang dengan Azania.
“Sampai lebih banyak lagi karya seni atau bukti arkeologis yang relevan mengenai pengaruh Afrika dan Asia kuno di Madagaskar, kita hanya bisa berspekulasi,” tulis Burney.