Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Tim mahasiswa dari Universitas Padjadjaran punya terobosan baru dalam bidang reaktor nuklir. Mereka berhasil mengembangkan sistem pendingin yang bisa bekerja lebih cepat dibanding sistem pendingin aktif di reaktor nuklir.
ADVERTISEMENT
Ini adalah hasil riset Intan Farwati, Try Hutomo, dan Rosaldi Pratama yang bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Mereka mengembangkan sistem pendingin dengan memanfaatkan gelembung nano yang berisikan gas atau Nanobubble.
Try mengungkap bahwa riset timnya ini berdasarkan riset yang dilakukan peneliti India, G. Senthilkukmar, di jurnal Applied Nanoscience pada 2018 lalu. Senthilkukmar dalam risetnya menemukan bahwa gelembung nano memiliki konduktivitas yang tinggi. Gelembung ini juga mampu mendinginkan air lebih cepat daripada air tanpa nanobubble.
Dari situ, Try dan timnya mencoba mengembangkan gelembung nano untuk penggunaan yang lebih kompleks. Mereka mengembangkan gelembung nano ini menjadi pendingin pasif yang bisa membantu kerja pendingin aktif di reaktor nuklir. Sistem pendingin pasif adalah sistem yang bekerja ketika sistem pendingin aktif mati.
Try menjelaskan bahwa gelembung nano bisa membuat sistem pendingin bekerja lebih baik. Menurutnya, gelembung nano memiliki gaya apung yang lebih besar dan sirkulasi yang lebih cepat. Try menambahkan bahwa semakin cepat sirkulasi terjadi, maka semakin baik sistem pendingin bekerja.
ADVERTISEMENT
“Hasilnya nanobubbles dapat mempercepat kecepatan pendinginan hingga 10 kali lipat. Air yang mengandung nanobubbles dapat memperingan pergerakan. Selain itu air yang mengandung nanobubbles memiliki ketahanan panas lebih baik,” jelas Try, sebagaimana dikutip dari laman resmi Unpad, Senin (15/7).
Gelembung nano ini diharap bisa mengurangi risiko kecelakaan reaktor nuklir. Penelitian yang Try dan timnya lakukan ini termasuk dalam Program Kreativitas Mahasiswa kategori Penelitian Eksakta (PKM-PE). Program itu mendapat pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI.