Malam Ini, Hujan Meteor Lyrid Hiasi Langit Indonesia

22 April 2020 11:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puncak hujan meteor Lyrids pada 21 April 2012. Dipotret dari Stasiun Luar Angkasa Internasional oleh astronaut Don Pettit. Sumber: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Puncak hujan meteor Lyrids pada 21 April 2012. Dipotret dari Stasiun Luar Angkasa Internasional oleh astronaut Don Pettit. Sumber: NASA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hujan meteor Lyrid tahunan akan mencapai puncaknya pada Rabu (22/4) malam ini. Tampilan terbaik hujan meteor Lyrid bisa disaksikan sekitar dari tengah malam hingga Kamis (23/4) dini hari. Semua orang di belahan Bumi manapun bisa menyaksikan pancuran hujan meteor menghiasi langit malam tanpa bantuan teleskop.
ADVERTISEMENT
Biasanya, meteor Lyrid dapat menghasilkan sekitar 20 meteor per jam pada saat puncaknya. Menurut keterangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam unggahan di laman Instagram resminya, meteor Lyrid diproduksi oleh partikel debu yang ditinggalkan oleh komet C/1861 G1 Thatcher yang ditemukan pada 1861.
Partikel meteor Lyrid mulai menghujani langit ketika Bumi melewati ekor komet C/1861 G1 Thatcher, menyebabkan puing-puing berbatu komet terbakar di atmosfer. Fenomena ini berlangsung setiap tahun mulai tanggal 16-25 April.
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, mengatakan waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor Lyrid adalah setelah tengah malam sampai fajar. Ia mengatakan semua daerah di Indonesia bisa melihatnya, tapi dengan beberapa syarat.
"Ya, itu waktu lokal (tengah malam sampai fajar). Syaratnya (melihat hujan meteor Lyrid) adalah cuaca cerah, medan pandang ke langit utara tidak terhalang (pohon, bangunan, dan lain-lain), dan jauh dari polusi cahaya," jelas Thomas, saat dihubungi kumparan, Rabu (22/4).
ADVERTISEMENT
Komet C/1861 G1 Thatcher sendiri terakhir melewati bagian dalam Tata Surya pada tahun 1861. Menurut perhitungan berdasarkan lintasan komet, ia mengunjungi Bumi setiap 415 tahun.
Meskipun diperlukan waktu berabad-abad bagi komet untuk menyelesaikan siklusnya, jejak debu kosmiknya yang masif tetap stabil di Tata Surya. Sehingga setiap tahun, awan puing ini mencapai Bumi dan menyebabkan tampilan bintang yang menakjubkan.
Ilustrasi hujan meteor Foto: Flicker/Jeff Sullivan
2020 mungkin menjadi tahun terbaik untuk berburu hujan meteor Lyrid. Sejak banyak bisnis tutup dan orang-orang berdiam diri di rumah imbas pandemi virus corona, jumlah kendaraan di jalan umum pun menurun drastis, polusi udara ikut berkurang. Kondisi ini membuat langit akan tampak lebih gelap dan lebih jernih.
Bagi kamu yang sudah penat dengan tontonan sandiwara di layar kaca, manjakan mata sejenak dengan menyaksikan hujan meteor tengah malam nanti. Cukup buka jendela kamar atau duduk bersama keluarga di halaman rumah. Selamat menyaksikan!
ADVERTISEMENT
***
Yuk! Bantu donasi atasi dampak corona.