Manusia Kerdil Ternyata Sudah Ada Sejak 900 Tahun Lalu, Ini Buktinya

7 Desember 2022 7:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerangka manusia 'kerdil' Ł3/66/90/ yang ditemukan di situs makam di Lekno, Polandia. Foto: Magdalena Matczak dari University of Liverpool dkk via International Journal of Osteoarchaeology
zoom-in-whitePerbesar
Kerangka manusia 'kerdil' Ł3/66/90/ yang ditemukan di situs makam di Lekno, Polandia. Foto: Magdalena Matczak dari University of Liverpool dkk via International Journal of Osteoarchaeology
ADVERTISEMENT
Arkeolog di Polandia menemukan sebuah makam dengan kerangka seseorang yang menderita dua penyakit dwarfisme (tubuh kerdil) sekaligus.
ADVERTISEMENT
Makam tersebut ditemukan di sebuah desa kecil bernama Lekno, barat tengah Polandia. Desa tersebut saat ini hanya dihuni oleh beberapa ratus penduduk. Namun pada satu masa di abad ke-11, Lekno merupakan kota berbenteng dengan gereja berkubah ditengahnya.
Pada abad ke-12, Cistercians, orang-orang yang merupakan bagian dari ordo biarawan dan biarawati Katolik, mendirikan sebuah biara di kota itu. Sekitar tahun 1450, kuburan didirikan, dan baik biarawan maupun umat awam setempat dimakamkan di sana hingga abad ke-16, seperti dilansir dari Live Science.
Arkeolog kemudian mengekskavasi pemakaman biara tersebut tahun 1990, dengan lebih 400 kuburan ditemukan.
Salah satu kerangka yang ditemukan punya kondisi medis yang unik. Pria tersebut punya gejala displasia lebih dari satu, yang menyerang pembentukan tulang, tulang rawan, otot, tendon dan ligamen.
Ilustrasi kerangka manusia. Foto: Shutter Stock
Selain itu, yang paling menarik, orang tersebut kemungkinan punya dua bentuk dwarfisme, atau gejala tubuh pendek.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penanggalan karbon, individu tersebut hidup sekitar abad ke-11. Dengan permodelan 3D, peneliti yang dipimpin oleh Magdalena Matczak dari University of Liverpool, memfokuskan penyelidikan mereka pada bentuk abnormal dari beberapa tulang.
Tengkorak yang tidak proporsional, saluran sempit sumsum tulang belakang, tulang rusuk pendek, dan tulang pinggul yang melebar adalah beberapa temuan yang menunjukkan achondroplasia. Achodroplasia adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki lengan dan kaki yang sangat pendek, ukuran tubuh rata-rata, dan ukuran kepala yang lebih besar dari rata-rata.
Selain itu, berdasarkan siku dan langit-langit gigi yang tinggi dan melengkung, tim peneliti menentukan bahwa pria tersebut memiliki kondisi langka yang disebut Léri-Weill dyschondrosteosis (LWD). Individu ini diberi kode pengenal Ł3/66/90/.
ADVERTISEMENT
"Sementara achondroplasia telah menjadi displasia yang paling sering ditemukan dalam catatan arkeologi, hanya beberapa kasus LWD yang telah didiagnosis," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam International Journal of Osteoarchaeology.
Kerangka manusia 'kerdil' Ł3/66/90/ yang ditemukan di situs makam di Lekno, Polandia. Foto: Magdalena Matczak dari University of Liverpool dkk via International Journal of Osteoarchaeology
Individu Ł3/66/90 adalah "kasus pertama achondroplasia dan LWD dari periode abad pertengahan di Eropa Tengah," catat peneliti di makalah peneltian.
Francesco Galassi, ahli paleopatologi di Flinders University di Australia, mengatakan kepada Live Science bahwa "kedua kondisi ini diketahui muncul berdampingan (adalah) pada pasien modern, tetapi tidak ada bukti kerangka kuno untuk itu" tulis studi Matczak dan rekan.
Rencana Matczak dan rekannya saat ini adalah untuk lebih memahami kehidupan dan kematian manusia abad pertengahan.
"Dia dimakamkan tanpa barang kuburan, tapi di kuburan biasa, menunjukkan peringatan yang tepat setelah kematiannya," kata Matczak.
ADVERTISEMENT
"Apakah orang itu seorang awam atau seorang biarawan, hidupnya bisa sangat bervariasi sesuai dengan kondisi genetiknya. Biara adalah tempat yang lebih inklusif bagi orang-orang yang secara fisik berbeda dari dunia sekuler, dengan tuntutan fisiknya yang lebih besar dalam memenuhi peran sebagai suami dan ayah.”
Penelitian ini terbit di jurnal International Journal of Osteoarchaeology per 16 Agustus 2022.