Mata Sahara, Misteri Formasi Geologi yang Diduga Jejak Kota Atlantis

22 Januari 2023 18:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mata Sahara adalah formasi misterius yang ada di Gurun Sahara, Mauritania. Foto: Blueee77/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Mata Sahara adalah formasi misterius yang ada di Gurun Sahara, Mauritania. Foto: Blueee77/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada sebuah formasi geologi di Gurun Sahara yang masih menjadi misteri. Formasi itu disebut Mata Sahara. Jika dilihat dari atas langit, formasi itu terlihat seperti kawah tumbukan besar yang membentang 50 kilometer, terdiri dari serangkaian riak yang seragam.
ADVERTISEMENT
Mata Sahara pertama kali ditemukan pada 1960-an oleh astronaut di tengah Gurun Sahara, Mauritania. Awalnya para ahli geologi percaya Mata Sahara alias struktur Richat sebagai kawah tubrukan yang sangat besar. Namun, studi lebih lanjut ke dalam batuan sedimen yang membentuk kawah pusat menunjukkan bahwa kawah terbentuk pada zaman Proterozoikum akhir, antara 1 miliar hingga 542 juta tahun lalu.
Perlu dicatat, beberapa orang percaya struktur Mata Sahara adalah sisa-sisa kota Atlantis yang hilang. Ini karena bentuknya yang melingkar menyerupai tanah yang dijelaskan Plato.
Sementara itu, para ilmuwan berpendapat struktur kemungkinan terbentuk melalui proses yang disebut “folding”, menciptakan apa yang disebut antiklin simetris. Folding terjadi ketika gaya tektonik yang bekerja dari dua sisi menekan batuan sedimen.
ADVERTISEMENT
Jika batuan itu dingin dan rapuh, ia dapat patah, tetapi jika cukup hangat, ia akan menjadi Folding alias lipatan. Lipatan yang ke atas disebut antiklin, sedangkan lipatan ke bawah disebut sinklin.
Penampakan Mata Sahara yang diambil dari luar angkasa. Foto: ISS/NASA
Namun sebuah makalah ilmiah yang terbit di Journal of African Earth Sciences pada 2014 menyebutkan penemuan batuan vulkanik di formasi Mata Sahara menunjukkan bukti batuan cair yang didorong ke permukaan, menyebabkan bentuk kubah, sebelum akhirnya terkikis menjadi cincin yang terlihat saat ini. Jurnal itu juga menyebutkan pemisahan benua super Pangea kemungkinan berperan dalam formasi vulkanik dan pergeseran tektonik ini.
Struktur Mata Sahara sendiri terdiri dari campuran batuan sedimen dan batuan beku. Erosi di seluruh permukaan struktur mengungkapkan batuan riolit halus dan gabro kristal kasar yang telah mengalami perubahan hidrotermal.
ADVERTISEMENT
Jenis batuan yang ditemukan di seluruh cincin terkikis dengan kecepatan berbeda, menciptakan pola warna berbeda di seluruh permukaan. Fragmen besar batuan sedimen bersudut tajam yang disebut megabreccia menambah ketidakteraturan warna-warni yang berputar-putar yang membentuk formasi.
Sementara itu, pusat kubah berisi paparan batu kapur-dolomit dengan breksi selebar satu kilometer, tanggul cincin, dan batuan vulkanik alkali. Struktur geologis yang kompleks dari Mata Sahara ini telah membingungkan dan menarik perhatian para ahli geologi sejak dia ditemukan, dan masih dianggap sebagai salah satu fitur geologis yang paling mengesankan di dunia.
Dengan demikian, Mata Sahara menjadi salah satu dari 100 situs warisan geologi pertama yang diakui oleh International Union of Geological Science (IUGS) per 2022.
ADVERTISEMENT
Karena ukurannya yang luas, tempat terbaik untuk melihat Mata Sahara adalah di luar angkasa atau di atas pesawat terbang. Jadi untuk saat ini kita hanya bisa mengandalkan citra satelit untuk menikmati semua kemegahan Mata Sahara.