Melihat Fosil Pohon Raksasa Kuno Usia 800.000 Tahun yang Ditemukan di Thailand

24 Desember 2021 10:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fosil pohon purba yang ditemukan di Thailand.  Foto: Quaternary Science Review
zoom-in-whitePerbesar
Fosil pohon purba yang ditemukan di Thailand. Foto: Quaternary Science Review
ADVERTISEMENT
Ratusan ribu tahun lalu, tumbuh sebuah pohon raksasa yang tingginya hampir menyamai redwood yang saat ini dinobatkan sebagai pohon tertinggi di dunia. Beberapa tahun lalu, sisa-sisa dari pohon purba itu ditemukan di Thailand utara.
ADVERTISEMENT
Fosil ditemukan dalam bentuk batang dengan panjang 72,2 meter, mengindikasikan bahwa pohon raksasa itu hidup di hutan hujan tropis sekitar 800.000 tahun lalu dengan tinggi bisa mencapai 100 meter.
Menurut Marc Philippe, peneliti dari University of Lyon Prancis, fosil pohon tampaknya terkait erat dengan spesies tumbuhan modern yang disebut Koompassia elegans, masuk dalam famili kacang-kacangan, kacang polong, dan pohon belalang hitam.
Artinya, pohon kuno ini justru tidak terkait dengan pohon tertinggi saat ini, seperti Eucalyptus (pohon karet) Australia dan Sequoia (pohon kayu merah/redwood) California. Kedua pohon itu bisa tumbuh mencapai 130 meter. Uniknya lagi, saat ini tidak ada pohon di Thailand yang bisa tumbuh dengan ketinggian seperti pohon purba yang ditemukan.
Batang pohon kuno yang membatu terbesar di dunia (kanan). Gambar kiri perbandingan tinggi pohon kuno dengan jerapah modern. Foto: Marc Philippe
“Pohon tertinggi saat ini di Thailand hampir 60 meter,” tulis Philippe sebagaimana dikutip Live Science. "Setahu saya, pohon tertinggi yang pernah tercatat di Thailand adalah pohon Krabak, termasuk dalam suku Dipterocarpaceae ('ek tropis'), setinggi 58 meter."
ADVERTISEMENT
Diterbitkan dalam jurnal Quaternary Science Review, sedimen di mana fosil pohon ditemukan menunjukkan bahwa mereka hidup di hutan basah di tepi dataran rendah. Sekarang, fosil pohon berada di ketinggian 170 meter di atas permukaan laut dengan iklim antara musim hujan atau kemarau, yang disebut munson.
Bagaimana fosil pohon yang terkubur ini ditemukan adalah cerita menarik. Sekitar 18 tahun lalu, seorang penduduk desa di hutan lindung di Distrik Ban Tak, Provinsi Tak, menemukan sepotong kayu besar yang membantu. Ia kemudian melaporkan penemuannya kepada petugas Taman Nasional, Departemen Konservasi Margasatwa dan Tumbuhan. Petugas lantas memeriksa kayu dan mengamati lingkungan sekitar.
Kayu gelondongan itu kemudian digali hingga panjangnya mencapai 21 meter, tapi itu belum mencapai ujungnya. Radar penembus tanah dikerahkan, dan menemukan bahwa pohon itu memiliki panjang lebih dari 30 meter. Pada tahun 2005, penggalian kemudian dilanjutkan berhubung, di mana tujuh dari sembilan batang yang membantu berhasil digali.
ADVERTISEMENT
“Hasilnya adalah penampakan apa yang dianggap sebagai potongan kayu membatu terpanjang di dunia, dengan panjang 72,22 meter,” lapor para peneliti. “Pada tahun 2006, nama taman diubah menjadi Taman Hutan Membatu karena penemuan-penemuan yang menarik.”
Ihwal pertanyaan kenapa ada pohon besar di masa lalu yang tidak terkait dengan pohon raksasa saat ini? Peneliti menyebut bahwa ini hanyalah kasus lain yang disebut evolusi konvergen. Faktor lingkungan memunculkan sifat-sifat tak biasa pada spesies. Think rheas (Amerika Selatan), burung unta (Afrika), dan emu (Australia), semuanya adalah burung besar tidak bisa terbang yang telah berevolusi di berbagai benua.
“Tampaknya selama ratusan juta tahun tanaman telah ada banyak spesies pohon yang sangat tinggi, mungkin dari setiap keluarga tanaman. Ini hanya hal yang sangat sangat langka untuk mendapatkan seluruh batang yang membatu untuk mengkonfirmasinya.”
ADVERTISEMENT