Melihat Jerapah Hitam Super Langka, Salah Satunya Pernah Dibunuh Pemburu Wanita

22 April 2021 2:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kurator kebun binatang Adonis Balas memberi makan tiga jerapah di Taman Zoologi Attica di Spata, dekat Athena, Yunani. Foto: Petros Giannakouris/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Kurator kebun binatang Adonis Balas memberi makan tiga jerapah di Taman Zoologi Attica di Spata, dekat Athena, Yunani. Foto: Petros Giannakouris/AP Photo
ADVERTISEMENT
Jika selama ini jerapah identik dengan warna belang coklat dan garis-garis putih keabuan di sekujur tubuhnya, maka bagaimana jika jerapah berwarna hitam pekat bak seekor macan kumbang. Ini bukan di dunia fiksi, jerapah hitam pernah ditemukan di Afrika.
ADVERTISEMENT
Disebut jerapah melanistik, hewan yang satu ini memiliki warna tubuh yang tidak biasa, berwarna hitam dengan garis coklat di tubuhnya. Melanistik atau melanisme sendiri adalah kelainan genetik yang memengaruhi melanin sehingga tampak berwarna hitam.
Melanisme terjadi karena kelainan genetik akibat kelebihan pigmen melanin pada tubuh atau rambut sehingga menyebabkan kulit atau rambut berwarna hitam pekat. Secara sederhana, melanisme bisa disebut sebagai kebalikan dari albinisme atau albino.
Pada albino, jumlah pigmen melanin yang diproduksi tubuh sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali sehingga kulit atau rambut terlihat putih pucat. Sementara pada melanisme, produksi pigmen melaninnya justru terlalu banyak.
Jerapah hitam yang dibunuh oleh pemburu wanita. Foto: Twitter/Africa Digest
Melanisme lebih sering terjadi ketimbang albinisme. Sebagai contoh hewan yang mengalami melanisme adalah macan kumbang atau jaguar melanistik. Sementara jerapah melanistik sangat jarang ditemukan di alam liar, apalagi bisa tumbuh hingga dewasa. Sebab, kebanyakan dari mereka mati ketika masih kecil akibat warna yang lebih menonjol sehingga memudahkan predator untuk memburunya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, manusia juga jadi predator nyata bagi hewan langka ini. Beberapa tahun lalu, seorang pemburu wanita asal Kentucky, AS, berhasil membunuh jerapah hitam di Afrika Selatan.
Si pemburu wanita di dalam foto yang diketahui bernama Tess Thompson Talley dengan bangga memamerkan hasil buruannya, bergaya di samping jerapah hitam yang tewas setelah peluru menghujam tubuhnya.
“Jerapah yang saya buru adalah sub-spesies jerapah Afrika Selatan. Jumlah sub-spesies ini sebenarnya meningkat, sebagian karena pemburu dan upaya konservasi yang sebagian besar dibayar oleh perburuan hewan besar. Trah ini tidak jarang dalam hal apa pun selain itu sangat tua. Jerapah semakin gelap seiring bertambahnya usia,” kata Talley, dalam email ke Fox News.
Alih-alih mendapat pujian, Talley justru dihujat dan dikecam oleh berbagai pihak terutama para aktivits dan pecinta alam.
ADVERTISEMENT
“Orang biadab Amerika kulit putih yang sebagian Neanderthal datang ke Afrika dan menembak jatuh jerapah hitam yang sangat langka. Namanya Tess Thompson Talley. Tolong sebarkan," tulis seorang netizen dalam unggahan Africa Digest yang memperlihatkan potret si wanita dengan jerapah.
Talley mengeklaim jerapah hitam yang ia bunuh berusia 18 tahun, terlalu tua untuk berkembang biak dan jerapah dituduh telah membunuh tiga jerapah jantan muda yang masih bisa berkembang biak sehingga populasinya menurun.
“Sekarang, dengan jerapah yang lebih tua mati, jerapah muda dapat terus berkembang biak dan populasinya meningkat. Ini disebut konservasi melalui manajemen bersenang-senang dan saya bukan pemburu kaleng-kaleng,” kata Talley.
Kendati jerapah dapat ditemukan di hampir kebun binatang seluruh dunia, nyatanya populasi mereka terus mengalami penurunan, dari sekitar 155.000 rekor pada 1985 menjadi 97.000 pada 2015. Status konservasi jerapah berdasarkan daftar merah IUCN digolongkan sebagai hewan rentan punah.
ADVERTISEMENT