Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Melihat Kucing Emas Langka Terekam Kamera di Gunung Leuser
17 Januari 2022 11:34 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pada Desember 2021 lalu, seekor kucing emas langka (Catopuma temminckii) berhasil terekam kamera video di Taman Nasional Gunung Leuser. Video yang diunggah di akun Instagram Balai Besar Taman Nasional (BBTN) Gunung Leuser memperlihatkan seekor kucing emas sedang berjalan di antara pepohonan.
ADVERTISEMENT
Kamu bisa melihat penampakan kucing emas langka di hutan Gunung Leuser tersebut lewat video di bawah ini.
Dilansir dari Mongabay, kucing emas dewasa dapat memiliki ukuran panjang tubuh sekitar 66-105 cm, panjang ekor yang mencapai 40-75 cm, dan tinggi bahu sekitar 56 cm. Ukuran ini membuatnya lebih besar dari kucing rumahan, namun lebih kecil dari harimau.
Sementara beratnya juga mencapai 9-16 kg, tiga kali lipat dari kucing rumahan.
Seekor kucing emas Asia biasanya memiliki warna bulu yang seragam. Namun, masing-masing kucing emas Asia bisa punya warna bulu yang variatif, mulai dari merah, coklat keemasan, coklat tua, kayu manis pucat, abu-abu, hingga hitam.
ADVERTISEMENT
Fitur paling unik dari Catopuma temminckii terdapat di pipinya. Ada corak putih yang kontras dengan warna emas yang dominan di tubuhnya.
“Bentuk transisi di antara berbagai warna juga ada. Ini mungkin ditandai dengan bintik-bintik dan garis-garis. Garis putih dan hitam membentang di pipi dan sampai ke atas kepala, sedangkan telinga berwarna hitam dengan area abu-abu di tengah,” jelas Thai National Parks dalam situs webnya.
“Kucing emas dengan bintik-bintik seperti macan tutul telah ditemukan di China, menyerupai kucing macan tutul besar. Bulu berbintik ini adalah karakteristik resesif.”
Kucing emas adalah hewan langka yang statusnya terancam punah karena aktivitas manusia dan perburuan liar. Mereka dapat ditemukan di wilayah tropis dan subtropis di Asia barat daya, mulai dari China dan India hingga Semenanjung Melayu, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mamalia ini dapat memanjat pohon jika diperlukan. Mereka memangsa burung, kelinci, hewan pengerat dan reptil, ungulata atau mamalia berkuku kecil seperti muntjac dan rusa sambar muda. Thai National Parks melaporkan bahwa kucing emas Asia juga mampu menjatuhkan mangsa yang jauh lebih besar dari diri mereka sendiri, seperti anak kerbau dan ghoral (hewan mirip kambing dan antelop yang hidup di daerah pegunungan di Asia timur).
Kendati terkesan liar karena bisa makan anak kerbau, kucing emas Asia sebenarnya punya tabiat yang mirip seperti kucing domestik. Mereka senang mengeong dan mendengkur, mencakar batang pohon, dan menggosok-gosokan kepala mereka ke berbagai benda.
Pada sebuah studi yang dipublikasikan peneliti University of Cambridge pada 2019 menjelaskan bahwa pembukaan lahan mengurangi habitat dari kucing emas. “Penghancuran hutan hujan tropis mengurangi banyak habitat yang dilindungi menjadi fragmen kecil dari sisa hutan dalam matriks pertanian,” tulis Sarah R Weiskopf dan kolega di makalah tersebut.
ADVERTISEMENT
Catopuma temminckii masuk dalam kategori ‘hampir terancam’ (Near Threatened) di daftar International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak 2008. Dibandingkan dibandingkan dengan kondisi 10 tahun yang lalu, kata BBTN, status kucing emas sebenarnya menurun dari Vulnerable (rentan). Perburuan ilegal dan kerusakan habitat merupakan ancaman utama bagi kelestarian kucing ini.