Melihat Penampakan Bulan Seperti Gelembung Sabun, Apa yang Terjadi?

16 Desember 2020 18:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan Bulan seperti gelembung sabun Foto: Emil Lene et al/ASKAP
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan Bulan seperti gelembung sabun Foto: Emil Lene et al/ASKAP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bulan mengalami berbagai macam fenomena, mulai dari gerhana, Supermoon hingga Bulan Darah. Semua fenomena yang terjadi pada sahabat setia Bumi itu menghasilkan pemandangan yang sangat indah pada malam hari.
ADVERTISEMENT
Bayangkan jika Bulan yang biasanya terlihat dengan warna kuning kemerahan pada malam hari, kali ini muncul dengan warna pelangi, bak gelembung sabun. Ya, setidaknya itulah fenomena yang pernah disaksikan oleh ilmuwan di ASKAP (Australian Square Kilometer Array Pathfinder).
Mereka berhasil menangkap gambar bulan dengan warna pelangi. Meskipun begitu, hal ini tidak murni terjadi karena fenomena alam. Para ilmuwan pun tidak akan bisa melihat bulan pelangi dengan mata telanjang.
Sebenarnya, hal itu terjadi karena adanya rangkaian teleskop radio yang sangat kuat yang terletak di gurun Australia Barat. Gelombang radio tidak akan bisa terlihat dengan mata telanjang. Gambar berikut bisa tercipta berkat kecanggihan Teleskop 42,67 meter Observatorium Astronomi Radio Nasional di Green Bank yang ada di Virginia Barat.
ADVERTISEMENT
Jadi fenomena seperti itu bisa muncul karena Bulan tidak efisien dalam memantulkan cahaya. Ia hanya bisa hanya memantulkan sekitar 6 persen dari gelombang radio yang dapat menjangkau itu. Sebagian besar gelombang radio diserap dan dipancarkan kembali sebagai radiasi benda hitam, sesuai dengan suhu Bulan.
Saat itu, Matahari berada di sebelah kiri Bulan. Inilah sebabnya sisi tersebut memancarkan radiasi yang lebih panas. ASKAP melakukan deteksi polarisasi, atau orientasi, gelombang radio yang dipantulkan secara berbeda.
Saat gelombang radio memantul dari suatu permukaan, mereka mengubah orientasi. Sudut polarisasi akan bergantung pada sudut permukaan gelombang radio yang memantul. Bulan berbentuk seperti bola, maka sudut polarisasi tampak berubah di seluruh permukaan yang terekspos oleh mata. 
Bulan. Foto: Andrew McCarthy (@cosmic_background) via Instagram
"Efek keseluruhannya adalah bahwa orientasi polarisasi akan selalu mengarah ke pusat Bulan, dengan intensitas terbesar di bagian ekstremitas, bagian Bulan adalah tepi luar Bulan yang terlihat," jelas ilmuwan peneliti senior Emil Lenc dari CSIRO Australia. 
ADVERTISEMENT
"Karena warna digunakan untuk mewakili orientasi polarisasi pada gambar di atas, kami melihat ini sebagai efek pelangi di sepanjang dahan bulan, dengan sisi berlawanan dari Bulan memiliki warna yang sama,” lanjutnya. "Karena efeknya paling kuat pada sisi ini, hal ini memberikan efek 'gelembung sabun' secara keseluruhan.” tegasnya.