Membeku 46.000 Tahun, Cacing Gelang Berhasil Dihidupkan Kembali oleh Ilmuwan

30 Juli 2023 17:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panjang cacing yang dihidupkan kembali itu tidak kurang dari 1 milimeter. Foto: Alexei V. Tchesunov & Anastasia Shatilovich/Institute of Physicochemical and Biological Problems of Soil Science, RAS
zoom-in-whitePerbesar
Panjang cacing yang dihidupkan kembali itu tidak kurang dari 1 milimeter. Foto: Alexei V. Tchesunov & Anastasia Shatilovich/Institute of Physicochemical and Biological Problems of Soil Science, RAS
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan telah berhasil menghidupkan kembali cacing gelang yang membeku selama sekitar 46.000 tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Cacing ini diperkirakan hidup di akhir era Pleistosen. Sekelompok kecil cacing gelang yang termasuk spesies Panagarolaimus kolymaensis, ditemukan di kedalaman 40 meter di permafrost Siberia pada tahun 2018 oleh para ilmuwan Rusia di dekat sungai Kolyma di timur laut Siberia.
Setelah mempelajari cacing tersebut, para ilmuwan menyimpulkan bahwa itu adalah spesies nematoda baru.
Nematoda, atau cacing gelang, adalah salah satu hewan paling melimpah di bumi dengan sekitar 20.000 spesies. Mereka dapat ditemukan di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan bahkan cuka.
Dalam kondisi itu, cacing-cacing ini telah hidup di zaman manusia purba Neanderthal hingga mammoth berbulu.
Ilmuwan Prof. Teymuras Kurzchalia dari Max Planck Institute of Molecular Cell Biology di Jerman, yang melakukan penelitian tersebut, mengatakan bahwa cacing ini menunjukkan bahwa nematoda dapat hidup dalam cryptobiosis selama puluhan ribu tahun lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Cacing itu kemudian dihidupkan kembali oleh Anastasia Shatilovich di Institute of Physicochemical and Biological Problems of Soil Science RAS di Rusia. Dia kemudian diundang ke Dresden, Jerman, untuk berkolaborasi.
Para ilmuwan mampu mereproduksi cacing tersebut dan mereka sekarang sedang menjalani eksperimen.
Philipp Schiffer, salah satu penulis dari University of Cologne di Jerman, yang mengawasi penelitian tersebut, mengatakan bahwa mempelajari bagaimana cacing beradaptasi untuk bertahan hidup di lingkungan yang ekstrim dapat membantu mengembangkan strategi konservasi yang lebih baik dalam menghadapi pemanasan global.
Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal PloS Genetics.