Memori Masa Bayi Ternyata Masih Tersimpan di Otak

9 Juli 2018 20:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi Tertidur Sambil Memegang Jari Ibu (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi Tertidur Sambil Memegang Jari Ibu (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Memori atau kenangan masa kecil memang sulit untuk bisa diingat dengan jelas. Bahkan jika kita mengingat kembali memori-memori awal kita, kebanyakan bukanlah ingatan saat kita masih bayi. Melainkan ingatan saat kita sudah berusia sekitar lima dan enam tahun.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, ternyata menurut sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Current Biology, ingatan kita di masa bayi bisa jadi masih tersimpan di dalam otak kita, meski kita tak lagi mengingat memori tersebut.
"Cepat lupa telah dikaitkan dengan fakta bahwa anak-anak manusia tidak memiliki kemampuan kognitif untuk secara sukses mengkonsolidasi dan mengatur memori autobiografi di masa awal perkembangan," tulis tim peneliti dari University of Toronto dalam studi mereka, sebagaimana dilansir Science Alert.
Dalam studi ini para peneliti menggunakan tikus untuk mempelajari kapan dan bagaimana otak lupa atas memori tersebut. "Cepat lupa yang sama juga tampak pada spesies non-manusia lainnya, misalnya tikus. Hal ini memberikan dugaan bahwa kejadian neurobiologi tersebut tak terbatas pada manusia saja," jelas mereka.
Ilustrasi tikus. (Foto: jarleeknes via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tikus. (Foto: jarleeknes via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Jalannya studi
Dalam studi ini para peneliti melatih bayi tikus untuk mengasosiasikan suatu kotak dengan sengatan listrik di kaki. Ditemukan, bayi tikus melupakan memori atas sengatan di kaki ini dalam waktu 15 hari.
Dijelaskan juga bahwa 15 hari dalam umur tikus dianalogikan sama dengan umur sekitar tujuh tahun pada manusia, yang juga pada umur tersebut mulai melupakan memori masa bayinya.
Kemudian para peneliti menggunakan bayi tikus lainnya dan memberikan kondisi yang serupa dengan bayi tikus sebelumnya. Bedanya kali ini bagian neuron di hipokampus yang menjadi aktif saat bayi tikus diberikan setruman, ditandai.
Ilustrasi Sel otak (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sel otak (Foto: Thinstock)
Beberapa minggu setelahnya, ketika memori tersebut seharusnya dilupakan, para peneliti memberikan stimulasi pada neuron yang sudah ditandai sebelumnya dengan metode bernama optogenetik.
ADVERTISEMENT
Mereka menemukan bahwa bayi tikus bersikap seakan-akan mereka telah mengenal kotak yang membuat mereka mendapatkan setruman.
"Temuan ini memberikan dugaan bahwa ingatan awal kita tidak benar-benar dilupakan atau dihapus dari otak. Kita bisa mengingat lagi ingatan awal dengan suatu stimulasi langsung," ujar Paul Frankland, ahli neurobiologi dari SickKids Research Institute sekaligus anggota tim studi, seperti dilansir Science Alert.
Hanya 70 persen tikus
Kembalinya ingatan tidak dialami oleh semua tikus dalam studi. Dilaporkan hanya 70 persen dari tikus yang mengenali kembali kotak tersebut. Para peneliti berpendapat bahwa hal ini karena adanya pemulihan memori yang tidak lengkap akibat masalah pada tempat penyimpanan memori.
"Apa yang kita lakukan dengan memberikan stimulasi pada neuron adalah memberikan sistem (otak) sedikit dorongan," ujar Frankland.
ADVERTISEMENT
"Kita tak hanya memberikan petunjuk dari luar saja tetapi juga dari dalam, yang membuat memori tersebut muncul dan bisa diingat kembali oleh hewan itu," tambahnya.
Sayangnya masih belum bisa diketahui apakah otak manusia memperlakukan memori masa bayi dengan cara yang sama dengan tikus.
Jadi masih belum ada suatu kesimpulan yang pasti, yang bisa diambil dari temuan ini. Namun temuan ini memberikan suatu pandangan baru atas memori masa bayi kita, bahwa kenangan berharga tersebut memiliki kemungkinan besar tetap tersimpan di otak kita.