Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Saat sedang hidup bahagia , sering kali kita menyadari ada banyak hal bodoh dan memalukan yang terjadi pada hidup kita. Seperti tersandung saat berjalan, atau latah dan mengucapkan kata yang tidak wajar.
ADVERTISEMENT
Kalau dipikir-pikir lagi, hal seperti itu cukup memalukan dan rasanya tidak ingin bertemu lagi orang-orang yang menyaksikan hal tersebut. Namun ketimbang memikirkan dan menyesalinya, ada baiknya kamu menerima dan menertawakan hal-hal bodoh yang pernah kamu lakukan.
Berdasarkan penelitian pada tahun 2011, yang menguji sekelompok reaksi orang terhadap cerminan dirinya mengungkap, bahwa orang yang sering menertawakan diri mereka sendiri, cenderung menunjukkan lebih sedikit tanda senyum palsu atau emosi negatif.
Dosen senior di Institute of Psychology di University of Innsbruck, Dr Ursula Beermann mengatakan, orang-orang yang bisa menertawakan dirinya bukanlah orang yang egois. Mereka tidak berpikir bahwa semesta tidak berputar hanya di kehidupannya.
Mereka yang bisa menertawakan diri mereka sendiri juga memiliki kemampuan untuk melihat kembali kesalahan yang pernah mereka buat dan melihatnya kembali dari perspektif yang berbeda. Mereka juga bisa membedakan antara menertawakan diri mereka dan meletakkan diri mereka di posisi yang lebih rendah.
Dengan kata lain, mereka bisa membedakan bagaimana menertawakan diri mereka untuk membangkitkan semangat dan melupakan masa lalu, dengan menertawakan diri mereka untuk hal yang tidak sehat. Selain itu, menertawakan diri sendiri juga dapat berhubungan dengan kesehatan fisik dan psikologis.
ADVERTISEMENT
Orang yang suka menertawakan diri sendiri cenderung tidak sering khawatir terhadap suatu hal yang dapat menyebabkan stres kronis. Stres kronis dapat menaikkan sistem hormonal yang menyebabkan masalah kesehatan emosional dan fisik, seperti sakit kepala, penyakit jantung, masalah pencernaan, kecemasan dan depresi.
Lalu, apa saja manfaat menertawakan diri sendiri? Berikut dampaknya bagi kesehatan fisik dan psikologis.
Sehat untuk jantung
Tertawa dapat melindungi seseorang dari serangan jantung dan mencegah penyakit jantung . Menurut penelitian University of Maryland Medical Center, orang dengan penyakit jantung 40 persen lebih kecil kemungkinannya untuk tertawa dalam berbagai situasi dibandingkan dengan orang-orang di usia yang sama tanpa penyakit jantung.
Bisa menangani kehidupan dengan lebih baik
Dr Beermann mengatakan, bahwa orang yang lebih mudah tertawa itu lebih tangguh. Mereka tetap dapat mengendalikan kehidupannya dengan lebih baik meski ada hal yang tidak berjalan sesuai keinginan mereka.
"Orang yang ceria tampaknya lebih tahan terhadap kejadian negatif, dan lebih mampu menghadapi kesulitan dalam hidup dengan senyuman," kata ahli humor Swiss dari Universitas Zurich, Dr. Willibald Ruch.
ADVERTISEMENT
Mendukung riset itu, riset dari Harvard University Centre of Developing Child mengatakan stres yang dialami oleh orang yang kurang tahan terhadap masalah dapat menghasilkan bahan kimia di tubuh yang menyebabkan peradangan yang bisa memicu berbagai penyakit, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, artritis, kanker, demensia dan depresi.
Bisa mengatasi rasa sakit fisik
dalam Journal of Pain menunjukkan bahwa ketahanan yang lebih tinggi dikaitkan dengan ambang rasa sakit yang lebih tinggi pada orang dewasa yang sehat. Hal ini dikaitkan dengan endorfin yang dilepaskan saat tertawa terbahak-bahak.
Tingkatkan kemampuan daya ingat
Berdasarkan riset Loma Linda University, tertawa dapat membuat seseorang mengingat lebih lama. Penelitian itu melibatkan 20 orang dewasa sehat berusia 60-70 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Penelitian itu meminta satu kelompok untuk duduk diam tanpa sarana komunikasi. Sementara kelompok lainnya dibiarkan untuk menonton video lucu
Hasilnya, kelompok yang menonton video lucu memiliki peningkatan sebanyak 43,6 persen dalam kemampuan mengingat. Sementara kelompok lain hanya mendapatkan peningkatan sebesar 20,3 persen. Selain itu, kelompok yang menonton video lucu memiliki tingkat hormon stres kortisol yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang diam saja.
Live Update