Mengapa Kita Menyukai Musik?

9 Maret 2018 16:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mendengarkan musik (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendengarkan musik (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Ya, hari ini, 9 Maret, adalah Hari Musik Nasional. Bagi kamu yang belum tahu, 9 Maret dipilih sebagai tanggal untuk Hari Musik Nasional karena itu tanggal kelahiran Wage Rudolf Supratman.
ADVERTISEMENT
WR Supratman adalah pencipta lagu Indonesia Raya. Ia lahir pada 9 Maret 1903 di Purworejo, Jawa Tengah.
Lagu Indonesia Raya diciptakanWR Supratman di Bandung pada tahun 1924 ketika usianya masih 21 tahun. Atas jasanya menciptakan lagu kebangsaan yang hingga saat ini masih kita dengar dan nyanyikan itu, WR Supratman kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Sejarah di atas hanyalah trivia pengantar untuk pertanyaan yang lebih besar: Mengapa kita menyukai musik?
Ya bisa dibilang musik adalah salah satu bentuk keindahan yang bersifat universal. Orang-orang dari berbagai penjuru dunia menyukai musik. Setiap 8 Maret ada perayaan Hari Musik Nasional, sedangkan setiap 21 Juni ada perayaan Hari Musik Sedunia alias Hari Musik Internasional.
Ilustrasi mendengarkan musik (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendengarkan musik (Foto: Thinkstock)
Jadi mengapa kita menyukai musik? Ternyata jawaban dari pertanyaan ini pernah dicari tahu oleh para peneliti dengan mengamati apa yang terjadi pada otak manusia ketika sedang mendengarkan musik.
ADVERTISEMENT
Para peneliti di McGill College pernah melakukan eksperimen pada tahun 2001 dengan menggunakan alat pemindaian otak. Eksperimen ini, sebagaimana dikutip dari Live Science, bertujuan untuk mempelajari kondisi saraf di otak seseorang ketika sedang mendengarkan musik yang menyenangkan.
Para peneliti menemukan, struktur dalam otak yang teraktivasi saat mendengarkan musik, ada di wilayah yang sama yang terkait rangsangan euforia lain seperti seks, makanan, dan narkoba.
Selain adanya wilayah otak yang teraktivasi atau mengalami kenaikan aktivitas, mereka juga menemukan adanya gerakan naik-turun aliran darah di dalam otak seiring dengan adanya alunan musik. Gerakan naik-turun aliran darah itu terjadi di area otak yang berhubungan dengan penghargaan, emosi, dan gairah.
Dari hasil penelitian tersebut terlihat, saraf otak yang merespons stimulasi atau rangsangan terhadap makanan dan seks, juga telah berevolusi untuk menikmati karya-karya musik yang bagus.
ADVERTISEMENT
Jadi, apabila kita secara sadar maupun tidak sadar kerap menyukai musik lagu-lagu tertentu, itu sangatlah wajar. Sebab, kondisi otak kita sendirilah yang menyebabkan hal tersebut.
Ilustrasi mendengarkan musik. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendengarkan musik. (Foto: Pixabay)
Selain itu, ada juga studi lainnya yang mengatakan bahwa ketika mendengarkan musik yang bagus otak kita akan memproduksi dopamine, senyawa kimia yang juga terbentuk ketika kita melakukan seks maupun makan.
Dopamine, sebagaimana dikutip dari BBC, adalah senyawa kimia yang membuat mood kita menjadi baik atau dalam kata lain membuat kita senang. Senyawa kimia ini juga bisa dipicu oleh adanya pemberian uang.