Mengapa Lukisan Mona Lisa seperti Melirik Mengikuti Kita? Ini Kata Sains

17 Mei 2022 6:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lukisan Mona Lisa. Foto: Denis Balibouse/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lukisan Mona Lisa. Foto: Denis Balibouse/Reuters
ADVERTISEMENT
Lukisan Leonardo da Vinci terkenal dengan elegan dan anatomi, serta ilusi optik. Salah satu karyanya yang paling terkenal, sekaligus misterius, adalah Mona Lisa.
ADVERTISEMENT
Beberapa orang yang melihat lukisan tersebut secara langsung bertestimoni memiliki sensasi seperti diikuti oleh mata Mona Lisa saat berjalan. Mengapa mata Mona Lisa seperti melirik mengikuti kita?
Fenomena ini dikenal dengan nama Mona Lisa effect atau efek Mona Lisa. Peneliti mengungkap bahwa efek ini memang nyata dan bukan fiktif belaka.
Hanya saja, lukisan Mona Lisa bukanlah contoh terbaik yang menunjukkan fenomena tersebut.

Apa itu Mona Lisa effect?

Penelitian oleh Gernot Horstman, pakar psikologi neurokognitif Universitas Bielefeld, menyatakan bahwa Mona Lisa Effect memang nyata, tapi Mona Lisa bukanlah contoh terbaik untuk fenomena ini.
"Orang dapat merasa seperti sedang dilihat baik dari foto maupun lukisan - jika orang yang dipotret memandang lurus ke depan dari gambar, yaitu pada sudut pandang 0 derajat," jelas Horstmann, seperti dikutip Ars Technica.
ADVERTISEMENT
Pengunjung memotret lukisan Mona Lisa di pameran ‘Leonardo Opera Omnia’ di Museum Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (5/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sementara rekan sesama peneliti, Sebastian Loth, juga sering mengamati Mona Lisa Effect dalam penelitiannya. Berdasarkan hasil risetnya yang menggunakan robot dan avatar, ia mengatakan efek tersebut tidak dapat disangkal dan bisa dibuktikan.
"Anehnya, kita tidak harus berdiri tepat di depan gambar untuk mendapatkan kesan dilihat - bahkan jika orang yang digambarkan dalam gambar terlihat lurus ke depan," kata Loth, penulis makalah penelitian lain.
ADVERTISEMENT
"Kesan ini muncul jika kita berdiri ke kiri atau kanan dan pada jarak yang berbeda dari gambar. Sensasi kuat dari 'dilihat' adalah efek Mona Lisa."
Horstman dan koleganya melibatkan 24 orang responden untuk memberikan persepsi ke mana mata Mona Lisa tertuju. Lukisan Mona Lisa ditampilkan di layar komputer, lalu ada sebuah penggaris yang ditempatkan antara partisipan dengan layar.
Partisipan kemudian ditanya di mana mata Mona Lisa bertemu dengan penggaris. Lukisan ditampilkan dengan beragam bagian terpisah dan urutan acak.
Sejumlah wartawan yang mengenakan masker berdiri di depan lukisan "Mona Lisa" di Museum Louvre, Paris, Prancis, Selasa (23/6). Foto: Charles Platiau/Reuters
Horstmann dan Loth mengumpulkan lebih dari 2000 penilaian dengan cara ini - dan hampir setiap pengukuran menunjukkan bahwa pandangan Mona tidak lurus tetapi ke sisi kanan responden.
"Para peserta dalam penelitian kami memiliki kesan bahwa pandangan Mona Lisa diarahkan ke sisi kanan mereka. Lebih khusus lagi, sudut pandangan rata-rata adalah 15,4 derajat," kata Horstmann.
ADVERTISEMENT
"Dengan demikian, jelas bahwa istilah "Efek Mona Lisa" tidak lain adalah istilah yang keliru. Ini menggambarkan keinginan yang kuat untuk dilihat dan menjadi pusat perhatian orang lain - untuk menjadi relevan dengan seseorang, bahkan jika Anda tidak mengenal orang itu sama sekali."