Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mengapa Pengendara Mobil Mewah Cenderung Arogan di Jalan? Ini Kata Riset
24 Mei 2022 12:24 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Keributan di jalan yang melibatkan pengendara mobil Pajero dengan pengendara lain bukan kali ini saja terjadi. Terakhir, peristiwa arogansi itu terjadi di Gerbang Tol Tomang arah Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (22/3).
ADVERTISEMENT
Saat itu, pengendara mobil Toyota Yaris, Yohanes Aditya Sutanto terlibat keributan dengan pengemudi mobil Mitsubishi Pajero Pajero William Yani. Diketahui, keributan itu terjadi pukul 10.11 WIB. Dalam video yang beredar, terlihat William menarik baju Yohanes. Ia juga sempat menamparnya sebelum kembali ke mobilnya dan meninggalkan lokasi.
Keributan itu dipicu pengendara Pajero yang menyerobot antrean tol pengendara Yaris. Ini dibuktikan dalam rekaman kejadian yang diunggah oleh anggota DPR dari NasDem Ahmad Sahroni.
Lantas, kenapa pengendara mobil mewah macam Pajero, Fortuner, hingga BMW cenderung lebih arogan dan sering berlaku seenaknya ketika berada di jalan? Hal ini ternyata dijelaskan secara psikologi.
Sebuah penelitian psikologi yang diterbitkan di jurnal PNAS mengungkapkan bahwa individu kelas atas (upper-class) punya kecenderungan lebih untuk berbuat sesuatu yang tidak etis ketimbang individu kelas bawah (lower-class). Ada beberapa analisis yang peneliti lakukan dalam studi ini, salah satunya adalah bagaimana individu kelas atas tersebut berperilaku di atas mobil.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengamatan, pengendara dengan mobil mewah cenderung lebih sering memotong antrean sebelum persimpangan, ketimbang menunggu gilirannya. Selain itu, hasil riset juga menyebut pengemudi kalangan kelas atas ini cenderung memotong jalan pejalan kaki yang mencoba menyeberang persimpangan.
Di penelitian yang berbeda, Jan-Erik Lönnqvist selaku Profesor Psikologi Universitas Helsinki, menyimpulkan bahwa pengemudi mobil mewah cenderung egois, mengabaikan hak pejalan kaki, dan lebih mungkin untuk melanggar peraturan lalu lintas.
Studi yang dilakukan Lönnqvist ini menyurvei hampir 2000 pemilik mobil di Finlandia. Pemilik mobil tersebut ditanya mulai dari merk mobil, kebiasaan mengemudi dan total kekayaan. Kemudian studi dilanjutkan dengan penilaian kepribadian menggunakan five-factor model.
Five-factor model ini menggunakan lima kategori sifat kepribadian, yaitu keterbukaan, kecenderungan kepada emosi negatif (neuroticism), kesadaran, keramahan, dan ekstraversi.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa individu yang mengemudi secara agresif, arogan, dan sering melanggar aturan lalu lintas sering berasal dari kalangan dengan mobil mewah.
Perilaku ini dijelaskan dengan kepemilikan mobil mewah sebagai status sosial yang tinggi. Hal ini secara langsung berkaitan dengan kepribadian egois dan sentris, khususnya di kalangan pria.
Profesor Lönnqvist berkata bahwa kecenderungan ini tidak terlalu menonjol di antara pemilik mobil mewah kalangan wanita. Dia berasumsi bahwa wanita tidak terlalu melihat mobil sebagai simbol status.