Mengapa Perempuan Senang Main Boneka, Laki-Laki Senang Mobil-Mobilan?

22 Juni 2018 11:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak perempuan main boneka. (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak perempuan main boneka. (Foto: thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kalau memikirkan mainan untuk anak perempuan, sebagian besar dari kita akan terbayang boneka ataupun peralatan masak-masakkan. Seperti mainan untuk laki-laki, maka yang terbayang adalah mobil-mobilan atau robot mainan.
ADVERTISEMENT
Pemilihan permainan yang spesifik gender dianggap sebagai sebuah nilai budaya. Boneka adalah mainan yang feminin, sementara mobil-mobilan mainan yang maskulin sehingga akan dianggap aneh bila anak laki-laki main boneka atau sebaliknya.
Namun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gerianne M. Alexander dari Texas A&M University and Melissa Hines dari City University di London, Inggris, pemilihan mainan bukanlah sekadar konstruksi budaya.
Alexander dan Hines melakukan penelitian terhadap 44 monyet vervet jantan dan 44 monyet vervet betina dan memberikan mereka mainan yang dianggap feminin (boneka dan alat masak-masakkan), mainan maskulin (bola dan mobil-mobilan), dan mainan netral (buku bergambar dan anjing mainan).
Penelitian ini menunjukkan kecenderungan monyet betina untuk memilih mainan feminin dan monyet jantan memilih mainan maskulin. Hal ini membuktikan bahwa memilih mainan bukanlah sesuatu yang dibentuk secara budaya, namun juga merupakan sesuatu yang biologis. Sebab, monyet-monyet ini tidak pernah melihat mainan sebelumnya dan tidak pernah diajarkan kontak dengan manusia.
Toko boneka di Iraq (ilustrasi). (Foto: 29palms.marines.mil)
zoom-in-whitePerbesar
Toko boneka di Iraq (ilustrasi). (Foto: 29palms.marines.mil)
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Alexander menunjukkan bahwa hormon memiliki peran dalam memilih mainan. Hormon testosteron, yang berhubungan dengan maskulinitas, membuat bayi yang berusia 3 hingga 4 bulan lebih lama memandangi mainan laki-laki daripada mainan perempuan.
ADVERTISEMENT
Penelitian lain yang membuktikan bahwa hormon mempengaruhi pemilihan mainan dilakukan pada perempuan yang mengalami kondisi yang disebut hiperplasia adrenal kongenital. Kondisi ini menyebabkan hormon androgen pada perempuan lebih tinggi dari normal dan memilih mainan yang cenderung maskulin.
Alexander menduga bahwa hal ini disebabkan karena evolusi. Perempuan lebih tertarik pada mainan yang menyerupai manusia karena perempuan memiliki rangsangan sosial yang lebih tinggi.
Sementara Kim Wallen, psikolog yang juga melakukan penelitian terhadap pilihan mainan pada monyet rhesus, mengatakan laki-laki memilih mainan karena mereka memiliki kemampuan spasial dan navigasi yang lebih baik. Bermain bola dan mobil-mobilan membantu anak laki-laki untuk belajar mengembangkan kemampuan ini.
Meskipun ada penelitian yang membuktikan bahwa mainan yang memiliki stereotip gender adalah sesuatu yang alamiah, namun hal tersebut bukan berarti anak perempuan tidak bisa bermain dengan mobil-mobilan atau anak laki-laki tidak boleh main boneka. Sebab, bermain boneka ternyata dapat memberikan manfaat bagi anak laki-laki.
ADVERTISEMENT
Menurut Karlyn Crowley Ph.D, ahli studi gender menulis di Psychology Today, bermain boneka dapat membantu anak laki-laki untuk belajar agar lebih berempati dan lebih perhatian. Jadi menurutnya, anak laki-laki seharusnya tidak perlu takut untuk main dengan boneka dan stigma buruk pada anak laki-laki yang main dengan boneka pun harus dihilangkan.