Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Mengatasi Keluhan Layanan Pasien di Rumah Sakit Lewat Teknologi
6 Desember 2018 21:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Apakah Anda pernah membayangkan bisa menceritakan keluhan, menjelaskan rekam medis, sampai kronologi kejadian tertentu, kepada komputer ? Lalu komputer itu akan memberi saran dokter yang tepat, rekomendasi obat dan kemungkinan tindakan medis yang harus dilakukan?
ADVERTISEMENT
Amazon Web Service (AWS) lewat proyek Babylon Health sudah membuat sebuah aplikasi yang bisa memberikan kemungkinan di atas lewat teknologi kecerdasan buatan. Aplikasi tersebut memiliki 530 juta jalur pengetahuan di dunia kedokteran yang bisa membantu Anda menganalisis awal sebuah penyakit. Harapannya, dengan diagnosis awal yang tepat, Anda bisa mendapatkan pengobatan yang cepat dan tentu saja lebih akurat.
Itulah gambaran proses penanganan kesehatan di masa depan yang berbasis teknologi. Aplikasi tersebut sudah mulai digunakan di sejumlah negara di Eropa. Sebuah bukti bahwa teknologi adalah solusi untuk sejumlah masalah kesehatan di dunia.
Bagaimana dengan Indonesia?
Saat ini mulai tumbuh kesadaran dari rumah sakit maupun pihak swasta untuk menggunakan pendekatan teknologi dalam pelayanan kesehatan. Misalnya, ada sebuah aplikasi bernama Halodoc yang membuat produk layanan berbasis teknologi untuk konsultasi dengan dokter kapan pun dan di mana pun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga ada layanan yang membantu mengatasi persoalan berbagai persoalan waktu tunggu di rumah sakit, salah satunya menunggu antrean obat. Mereka menawarkan jasa untuk mengantarkan obat dari rumah sakit ke rumah pasien tanpa biaya sepeser pun.
Untuk rumah sakit, di Bogor ada Rumah Sakit Azra yang mulai berbenah pelayanan menggunakan teknologi. Menggandeng sebuah perusahaan konsultan teknologi PT Narcon Global, rumah sakit tersebut sedang menjalankan proyek inovasi dalam pelayanan menggunakan teknologi.
“Kita menjadikan teknologi ini sebagai teman. Kalau enggak kita akan terjebak dan terpenjara,” kata Wakil Direktur RS Azra, dr Jeffry Rustandi, dalam sebuah acara diskusi bertajuk Pelayanan Kesehatan di Era Disruption di Bogor, Kamis (5/12).
RS Azra sedang membangun layanan yang bisa membuat pasien jadi lebih praktis, cepat, memudahkan akses ke dokter, terjangkau, bermutu dan efisien. Layanan seperti konsultasi jarak jauh, monitoring pasien secara berkala lewat aplikasi, sampai layanan antar obat ke rumah pasien.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin mengubah konsep layanan dari patient-centered care menjadi patient-centric care,” tambahnya.
Direktur PT Narcon Global Faiza Renaldi memberi gambaran bagaimana sebetulnya layanan patient-centric tersebut. Dimulai dengan mengatasi terlebih dulu masalah layanan operasional seperti waktu tunggu, pembayaran dan lain-lain, lalu berlanjut dengan upaya meningkatkan akurasi diagnosis terhadap pasien, lalu mengurangi kertas dan kabel dalam operasional, hingga akhirnya layanan pada pasien yang benar-benar personal, yakni sesuai dengan kebutuhan dan profil sang pasien.
“Nanti ada wearable device yang akan digunakan oleh pasien Azra. Tujuannya alat itu untuk membantu pasien dalam mendeteksi penyakit dan penanganannya juga menjadi lebih baik,” jelas Faiza.
Hanya saja, untuk mewujudkan semua itu jelas tidak mudah. Perlu komitmen tinggi dari manajemen rumah sakit, harus merekayasa ulang proses bisnis, sampai persoalan pemahaman kerja di level karyawan hingga rencana sekup kerja yang komprehensif.
ADVERTISEMENT
“Harus sejalan antara business goal dan teknologi ,” ungkapnya.
Dengan langkah yang dilakukan Azra, Halodoc, sampai AWS, bukan tidak mungkin, dalam waktu dekat, persoalan layanan kesehatan di Indonesia bisa jadi lebih baik dalam segala hal.