Mengembangkan Inovasi Berbasis Bioteknologi untuk Tekan Stunting

12 Oktober 2024 18:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Upaya mengadopsi dan mengembangkan inovasi berbasis bioteknologi salah satunya bertujuan untuk menekan angka stunting atau kekurangan gizi akibat minimnya asupan gizi.
ADVERTISEMENT
Hal ini turut dilakukan Future Lestari selaku pembangun ekosistem berdampak berkelanjutan, dengan menggelar dialog kolaboratif antara perwakilan pemerintah Indonesia dengan perwakilan perusahaan dari Korea Selatan.
Dialog ini bertemakan 'Kesiapan Bioteknologi di Indonesia: Tantangan, Peluang dan Menuju Masa Depan' yang digelar di Meradelima, Adityawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (10/10) lalu. Dalam kesempatan ini hadir perusahaan teknologi bio-pangan asal Korea Selatan, Simple Planet and S&S Lab.
Menurut CEO of Simple Planet and S&S Lab, Dominic Jeong, para ahli dari perusahaannya akan segera datang ke Indonesia untuk melakukan pengembangan protein dan lemak hewani dari sel hewan.
"Protein dan lemak ini merupakan bahan yang sangat terkonsentrasi, lebih seperti bahan fungsional. Kami berfokus untuk mengatasi masalah kelaparan, malnutrisi atau kekurangan gizi dan ingin menyelesaikan masalah perubahan iklim," ungkap Dominic.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Dominic menambahkan, S&S Lab adalah laboratorium kerja sama. Pihaknya tertarik pada bioteknologi dan teknologi pangan dan menyediakan ruang bagi laboratorium. Perusahaan bioteknologi dan teknologi pangan di Indonesia dapat melakukan penelitian, mengembangkan Proof of Concept (PoC) dan bekerja pada pengembangan rasa.
"Visi jangka panjang kami untuk Simple Planet adalah mengatasi masalah kelaparan dan nutrisi. Untuk S&S Lab, kami ingin menyelesaikan masalah teknologi dan inovasi, yang berarti ada banyak teknologi bagus yang belum ditemukan. Kami ingin menemukan teknologi-teknologi yang baik, mendanainya dan membantu perusahaan untuk berkembang", jelas Dominic.
Ilustrasi gizi seimbang. Foto: Shutter Stock
Indonesia di mata Dominic akan menjadi salah satu negara terbesar dalam hal ekonomi dan bisnis secara global dan pihaknya ingin ikut serta memperluas perusahaannya ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu peneliti senior bidang biologi molekular dari BRIN - Prof. Dr. Bahagiawati Amir Husin yang juga turut menjadi pembicara menyatakan pemerintah saat ini sedang berusaha agar anak-anak Indonesia bisa mendapatkan protein yang cukup.
Bahagiawati antusias dengan biokteknologi yang ditawarkan perusahaan Korea Selatan mengingat teknologi pangan tersebut dapat menekan angka stunting.
"Untuk stunting yang penting adalah memberikan protein yang cukup. Protein itu bisa datang dari susu, daging-dagingan seperti daging ayam. Hal yang utama bagi negara kita itu sebetulnya stunting bisa jadi karena kekurangan konsumsi hewani," jelas Bahagiawati.
Untuk menekan angka stunting, Bahagiawati juga menyarankan ibu hamil dan anak-anak memenuhi asupan mineral dan vitamin. Hal tersebut bisa didapatkan dengan merakit zinc dan besi yang tinggi agar nutrisi perkembangan otak dan perkembangan anak-anak nanti bisa dicapai.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Director of Future Lestari, Cynthia Krisanti, menjelaskan pihaknya fokus pada langkah untuk membangun, mempercepat dan menginvestasikan inovasi pada bidang keberlanjutan di Indonesia dan Asia Tenggara. Ia juga menganggap pertemuan tersebut menjadi sebuah langkah solusi di bidang nutrisi.
"Kita ingin fokus juga mengurangi stunting rate di Indonesia dan disitu kita melihat banyak potensi, Simple Planet ini bisa menjadi bahan tambahan pangan bagi makanan yang ada di Indonesia. Nantinya makanan tersebut bisa lebih bernutrisi dan akhirnya kita bisa mencukupi kecukupan nutrisi bangsa dan mengurangi stunting," jelas Cynthia.