Mengenal Babi Rusa, Hewan Langka yang Hanya Ada di Sulawesi

14 Juli 2020 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Babi rusa dengan taring dan gading yang melengking ke belakang.  Foto: flickr/cowyeow
zoom-in-whitePerbesar
Babi rusa dengan taring dan gading yang melengking ke belakang. Foto: flickr/cowyeow
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi satu di antara negara yang paling banyak memiliki koleksi flora dan fauna, salah satunya adalah babi rusa. Babi rusa, spesies hewan langka yang hanya hidup di Sulawesi.
ADVERTISEMENT
Punya nama latin Babyrousa babyrussa Linnaeus, hewan ini merupakan jenis babi liar yang hidup di hutan tropis. Mereka dapat ditemukan di sekitar pulau Sulawesi, seperti Togean, Sulu, dan Buru. Menempati hutan hujan dataran rendah, di mana terdapat aliran sungai, sumber air, rawa, dan kubangan air.
Makanan utamanya adalah berbagai jenis buah dan umbi-umbian seperti kilo, tunas globa dan rebung. Dia juga bisa makan rumput, daun dan terkadang mencari ulat atau cacing dalam lubang-lubang pohon yang telah membusuk.
Tak seperti babi pada umumnya, babi rusa jantan punya ciri khas yang sangat unik. Dia punya dua taring besar yang menembus kulit moncongnya lalu melengking bengkok ke belakang sampai di depan matanya. Ukuran taring bisa mencapai 30 centimeter. Pada betina, ukurannya terlihat jauh lebih pendek atau tidak tumbuh mencuat ke belakang seperti sang jantan.
Babi rusa, hewan yang hanya hidup di Sulawesi. Foto: flickr/su-lin
Babi rusa jantan juga memiliki taring yang bentuknya hampir sama dengan gading di belakang hidung. Seekor babi rusa bisa tumbuh dengan panjang tubuh maksimal hingga 1 meter dan panjang ekor 30 centimeter.
ADVERTISEMENT
Babi rusa nyaris tak memiliki rambut pada tubuhnya. Adapun rambut mereka hanya terdapat di sepanjang tulang belakang dan pada ujung ekor yang tampak menyerupai kuas. Kulitnya tebal, keras, dan kasar dengan keriput pada muka, sekeliling telinga dan leher.
Babi rusa menganut sistem matriarkal. Artinya, kelompok mereka dipimpin oleh betina, sedangkan jantan dewasa hidup soliter dan bergabung dengan betina dewasa pada musim kawin. Mereka bakal membentuk koloni untuk bertahan hidup dari predator. Suara mamalia ini juga sangat khas, terdengar seperti: Suiirii… suuuuuiiiriii.
Tempat paling ideal untuk menemukan babi rusa adalah sumber air minum atau tempat berkubang. Mereka bisa diamati siang dan malam hari karena sifatnya yang selalu aktif. Bekas keberadaan babi rusa secara tidak langsung dapat diketahui dari bekas kotoran, tempat berkubang dan bekas jejak kaki.
Babi rusa dengan gading dan taring besarnya. Foto: flickr/cowcoboy
Babi rusa sering menggesekkan badannya pada pangkal pohon usai berkubang. Ini bertujuan untuk mengurangi lumpur pada badannya, atau menghilangkan kutu yang sangat mengganggu.
ADVERTISEMENT
Mereka memasuki dewasa ketika berusia 5 hingga 10 bulan. Sedangkan massa hidupnya mencapai 23 hingga 24 tahun. Seekor induk bisa melahirkan antara 1 hingga 2 ekor dengan rata-rata berat bayi sekitar 0,715 kilogram. Induk betina hanya melahirkan satu kali dalam setahun.
Babi rusa masuk kategori hewan terancam punah karena perburuan dan alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian. Sulawesi sendiri mempunyai 4 subspesies babirusa, 3 subspesies masih bertahan, sedangkan 1 spesies lagi sudah punah.