Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
DPRD Sleman sekarang tengah menggodok rencana mengucurkan dana untuk membasmi burung pipit yang dianggap sebagai hama dan telah merugikan para petani. Namun, rencana ini mendapat kecaman dari Pegiat konservasi karena bisa mengganggu ekosistem alami.
ADVERTISEMENT
"Kami mempunyai pendapat bahwa burung emprit sangat merugikan petani. Burung emprit memakan bulir padi yang masih muda," kata Ketua Forum Petani Kalasan, Janu Riyanto dikonfirmasi, Kamis (25/3).
Dia mengatakan petani kehilangan hasil panen yang tidak sedikit karena hama burung pipit. Tak jarang mereka harus terus menerus menunggu di sawah agar padi tak dimangsa burung pipit.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sidomulyo Jumeni. Menurutnya burung pipit jauh lebih ganas dibanding tikus saat menyerang padi.
"Wong tikus itu sebenarnya tidak makan cuma merusak. Yang makan justru emprit, kalau pipit itu malah makan," katanya.
Mengenal burung pipit atau emprit
Burung pipit atau emprit sendiri masuk ke dalam keluarga Estrildidae. Menurut encylopedia, beberapa spesies burung Estrildidae memang dianggap sebagai hama pertanian . Namun, Mongabay melaporkan bahwa burung ini juga bisa membantu mengurangi hama lingkungan.
ADVERTISEMENT
Adapun burung pipit yang terkenal sebagai hama padi di Indonesia adalah Lonchura leucogastroides, dikenal sebagai burung bondol jawa atau emprit jawa. Mereka punya ukuran kecil berwarna hitam, coklat dan putih serta bertubuh bulat. Tubuh bagian atas berwarna coklat, muka dan dada atas hitam serta sisi perut dan tubuh berwarna putih.
Burung emprit biasa membuat sarang di ranting-ranting pepohonan, mereka kerap bertengger di kabel listrik, kemudian terbang membawa rumput kering, melintasi pesawahan, memakan bulir padi, hingga membuat kesal para petani.
Burung emprit banyak tersebar di Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara. Mereka berkembang biak hampir sepanjang tahun dengan jumlah telur 4 hingga 6 butir dengan masa pengeraman sekitar 13 hari. Burung emprit juga sebenarnya banyak diperjual belikan di pasaran.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dalam burung.org, ketika musim panen padi tiba, populasi bondol jawa akan membeludak dan membentuk kelompok-kelompok kecil, mengintai dari rimbunan pohon, bersiap untuk menyergap bulir padi yang mulai menguning.
Hasil penelitian yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan bahwa satu ekor burung emprit bisa memakan biji-bijian sebesar 2 hingga 2,8 gram per hari. Konsumsi bondol jantan dan betina menunjukkan hasil tidak berbeda.
Selain itu dalam penelitian IPB juga disebutkan bahwa burung ini lebih menyukai pakan alami (biji-bijian) lebih disukai daripada pakan buatan. Karena dianggap hama, burung bondol kerap ditangkap dalam jumlah besar sehingga mengancam populasinya. Kendati begitu, status konservasi burung ini tidak dilindungi dan populasinya terbilang stabil menurut IUCN.
Namun jika praktik penangkapan, perdagangan, berkurangnya area hijau di perkotaan, dan konflik berkepanjangan dengan manusia terus terjadi, bukan tak mungkin ancaman kepunahan mengintai burung pekerja keras ini yang banyak hidup di lingkungan manusia.
ADVERTISEMENT