Mengenal Cekungan Bandung dan Potensi Bahaya 4 Gunung Api Sekitarnya

13 Agustus 2020 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mengabadikan erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang tampak dari Mekarwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (26/7/2019). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengabadikan erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang tampak dari Mekarwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (26/7/2019). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
Cekungan Bandung atau disebut Bandung Raya adalah salah satu wilayah metropolitan yang meliputi kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang di Provinsi Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Sudah sejak lama dikatakan bahwa kawasan cekungan Bandung masuk dalam peta rawan gempa yang kerentanannya cukup tinggi. Selain sesar lembang yang bisa memicu gempa bumi dengan kekuatan 6,5 hingga 7 magnitudo, cekungan Bandung juga rawan terdampak erupsi gunung berapi.
Dijelaskan oleh Dr. Nugraha Kartadinata, penyelidik Bumi di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), cekungan Bandung sejatinya sangat dekat dengan beberapa gunung berapi yang masih aktif, salah satunya adalah Gunung Tangkuban Parahu yang merupakan gunung tipe A. Gunung api tipe A sendiri adalah gunung berapi yang pernah mengalami erupsi magmatik satu kali sesudah tahun 1600.
“Potensi bahaya yang paling mungkin berdampak pada cekungan Bandung adalah Gunung Tangkuban Perahu. Kenapa Tangkuban Parahu? Karena gunung ini adalah tipe A, di mana cekungan Bandung tepat 20 kilometer dari lokasi gunung api,” kata Nugraha dalam diskusi webinar ‘100 Tahun Pemantauan Gunung Api di Indonesia Kebencanaan Geologi di Cekungan Bandung’, Kamis (13/8).
Kondisi atap warung yang tertutup abu vulkanik akibat letusan freatik Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (27/7). Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Berdasarkan catatan sejarah, gunung dengan ketinggian 2.087 mdpl ini pernah mengalami 16 kali erupsi, mulai dari 1829 hingga yang terakhir tahun 2019 kemarin. Peningkatan seismik tanpa diikuti letusan pernah terjadi pada tahun 2012, 2014, dan 2017. Sedangkan durasi erupsi yang terjadi rata-rata berlangsung dalam hitungan bulan.
ADVERTISEMENT
Letusan Gunung Tangkuban Parahu didominasi oleh letusan freatik. Pada tahun 1910, gunung ini pernah mengalami letusan magmatik dengan ketinggian kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari puncak.
Kendati tidak sekuat letusan magmatik, letusan freatik juga bisa sangat berbahaya bagi penduduk yang tinggal atau beraktivitas di sekitar puncak gunung berapi. Letusan freatik berskala besar dapat melontarkan material berukuran blok lebih dari 64 mm dan base surge akibat tekanan dalam konduit terlepas tiba-tiba terutama di lokasi dekat dengan sumber erupsi.
Jika melihat letak geografis antara cekungan Bandung dengan Gunung Api Tangkuban Parahu, kata Nugraha, hampir tidak ada bahaya gunung berapi bersifat aliran massal yang mencapai cekungan Bandung. Kecuali jika letusan terjadi sangat besar, tidak menutup kemungkinan aliran lahar mencapai wilayah Bandung Raya.
Pemukiman di kawasan Lembang. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan

4 Gunung Api Sekitar Cekungan Bandung

Selain Gunung Tangkuban Parahu, cekungan Bandung juga berdekatan dengan gunung berapi lainnya, seperti Gunung Salak, Gunung Galunggung, dan Gunung Guntur. Ini artinya, ada bahaya lain yang bisa mengintai cekungan Bandung, salah satunya adalah abu vulkanik hasil dari letusan gunung api yang bisa datang dari mana saja.
ADVERTISEMENT
“Abu vulkanik yang dihasilkan dari letusan gunung berapi masih berpotensi menghujani cekungan Bandung. Contoh letusan gunung api yang terjadi 1982. Pada saat itu, abu vulkanik yang menghujani cekungan Bandung datang dari Gunung Galunggung. Di pagi hari, 15 April 1982, Bandung gelap gulita,” kata Nugraha.
Jadi, pada dasarnya cekungan Bandung relatif aman dari ancaman gunung berapi. Tapi, bukan berarti tidak akan terdampak, ada bahaya abu vulkanik yang bisa datang dari mana saja dan menyelimuti seluruh wilayah cekungan Bandung, kata Nugraha.