Mengenal Cerpelai, Hewan Imut yang Jadi Inang Mutasi Virus Corona

24 November 2020 9:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternakan cerpelai untuk diambil bulunya di Eropa. Foto: AFP/Jean Pierre Muller
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan cerpelai untuk diambil bulunya di Eropa. Foto: AFP/Jean Pierre Muller
ADVERTISEMENT
Sekitar 15 juta cerpelai di Denmark terancam dimusnahkan setelah ada laporan penularan virus corona antarspesies di ratusan peternakan di negara tersebut. Bahkan, penularan SARS-CoV-2 dari cerpelai telah merambah ke manusia.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan The New York Times, beberapa cerpelai yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala yang jelas, sementara yang lain mengalami gejala COVID-19 seperti flu, kesulitan bernapas dan pneumonia. Virus corona yang menyebar di antara hewan itu mengalami mutasi genetik baru. Memunculkan varian baru dari waktu ke waktu, terutama ketika patogen melompat di antara spesies yang berbeda.
Kendati begitu, varian baru dari virus corona kemungkinan besar tidak memengaruhi cara corona menginfeksi sel tubuh, termasuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menginfeksi manusia. Kekhawatiran justru ditunjukkan pada efektivitas vaksin yang berpotensi tidak bekerja dengan baik terhadap baru virus corona.
Terlepas dari itu semua, apa sebenarnya cerpelai? Kenapa hewan ini banyak diternak di Eropa, terutama Denmark, yang jadi produsen cerpelai terbesar di dunia?
Peternakan cerpelai untuk diambil bulunya di Eropa. Foto: AFP/Greg Baker

Apa itu cerpelai, hewan imut dengan bulu mewah

Dijelaskan Britannica, dalam bahasa Inggris cerpelai disebut dengan Mink. Hewan ini merupakan salah satu dari spesies keluarga musang (Mustelidae) yang berasal dari belahan Bumi utara. Ada dua jenis cerpelai yang paling umum dijumpai, yakni Cerpelai Eropa (Mustela lutreola) dan Cerpelai Amerika (Neovison vison).
ADVERTISEMENT
Di alam liar, cerpelai berukuran kecil, bergerak di malam hari, dan tinggal di dekat wilayah perairan. Mereka memiliki ukuran panjang tubuh sekitar 30 hingga 50 centimeter, tidak termasuk ekor yang panjangnya mencapai 13 hingga 23 centimeter. Berat cerpelai berkisar 2 kilogram, betina biasanya memiliki berat lebih ringan.
Seperti musang pada umumnya, cerpelai memiliki kaki pendek, leher panjang, bulu tebal, kepala lebar dengan telinga pendek dan bulat. Bulu mereka berwarna coklat tua dengan warna putih di tenggorokan, dada, dan bagian bawah. Ada juga cerpelai yang berwarna putih atau coklat muda.
Ilustrasi peternakan cerpelai di Eropa. Foto: AFP/VIKTOR DRACHEV
Bulu cerpelai terkenal padat, lembut dan mengkilap. Inilah kenapa cerpelai banyak diternakan karena bulunya dimanfaatkan untuk proses produksi bulu mewah. Jenis cerpelai yang biasanya diternakkan adalah cerpelai Amerika.
ADVERTISEMENT
Penangkaran dilakukan pada musim semi, dan panen berlangsung dilakukan setelah mereka dewasa yakni di usia sekitar 6-8 bulan. Dengan teknik pembiakan yang selektif dan rekayasa genetik, peternak bisa menghasilkan berbagai macam bulu cerpelai secara alami, mulai dari putih, safir, biru dan hitam.
Cerpelai sendiri merupakan hewan semiaquatic, di mana sebagian besar makanannya didapatkan di dekat tepi air. Biasanya tinggal di dekat garis pantai, membuat lubang dan kolam air untuk mencari tempat persembunyian dari mangsa.
Mereka termasuk hewan karnivora alias pemakan daging. Makanan utamanya berupa katak, salamander, ikan, udang, dan tikus. Terkadang ia juga memangsa kelinci. Dia juga dikenal sebagai perenang yang kuat, pandai menyelam untuk mengejar mangsa.