Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Geger seorang ayah bernama Rudi (57) di Purwokerto , Banyumas, Jawa Tengah, melakukan hubungan inses dengan putrinya hingga hamil tujuh kali. Kasus ini terungkap setelah salah satu warga menemukan 4 kerangka bayi yang dikubur di lahan kosong saat hendak diratakan.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol M. Iqbal Alqudussy, mengatakan berdasarkan pengakuan Rudi, anaknya sudah 7 kali hamil. Semua itu dirahasiakan karena pelaku mengancam istri sahnya yang juga ibu dari korban. Sejauh ini baru 4 kerangka yang ditemukan. Sedangkan sisanya masih dicari polisi.
Terlepas dari kasus tersebut, inses atau pernikahan sedarah adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan yang memiliki ikatan keluarga dekat, biasanya antara ayah dengan anak perempuannya, ibu dengan anak laki-lakinya, atau antar sesama saudara kandung atau saudara sepihak.
Praktik inses sebenarnya pernah dilakukan oleh para bangsawan zaman dulu untuk mempertahankan takhta sekaligus melindungi aset kerajaan. National Geographic mencatat, praktis inses ini antara lain pernah dilakukan oleh para bangsawan di peradaban Mesir Kuno dan Inca Peru.
ADVERTISEMENT
Kini, inses dianggap tabu di hampir semua negara dan kebudayaan di dunia, dan bahkan dinilai sebagai sesuatu yang menjijikkan.
Psikolog Jonathan Haidt, sebagaimana dilansir Psychology Today, menemukan hampir setiap orang di dunia saat ini menolak prospek hubungan seksual antara kakak dan adik, bahkan dalam situasi yang memungkinkan tidak terjadi kehamilan.
Pertanyaannya mengapa manusia menghindari perkawinan sedarah? Adakah dampak tertentu yang bisa ditimbulkan dari pernikahan sedarah?
Perkawinan sedarah dianggap bisa menimbulkan masalah besar, terutama adanya kemungkinan yang sangat tinggi bahwa anak dari hasil hubungan inses akan dilahirkan dalam kondisi cacat lahir yang serius.
Menurut psikolog evolusi dari University of Hawaii, Debra Lieberman, perkawinan sedarah dinilai bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mendapatkan dua gen “jahat” yang merugikan. Pernikahan antara “kerabat dekat secara genetik menimbulkan risiko memiliki keturunan dengan peluang lebih kecil untuk bertahan hidup," kata Lieberman, sebagaimana dikutip dari Live Science.
ADVERTISEMENT
Kenapa begitu? Ini karena setiap orang memiliki dua set 23 kromosom dengan total 46. Satu set 23 kromosom berasal dari ayah, sementara yang lainnya berasal dari ibu.
"Katakanlah Anda mendapatkan gen buruk, yang oleh para ilmuwan disebut merusak, dari ibumu. Tapi salinan ayahmu dari gen yang sama berfungsi secara normal," kata Lieberman. "Versi yang baik bertindak seperti cadangan, secara efektif mencegah penyakit yang mungkin disebabkan oleh gen jahat."
Tapi, inses bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mendapatkan dua salinan gen yang rusak. “Inses memungkinkan seseorang akan memiliki salinan gen jahat. Jadi ada kemungkinan orang itu tidak akan mendapatkan salinan normal untuk mencegah penyakit yang mungkin disebabkan oleh gen jahat,” ujar Lieberman.
Dilansir Psychology Today, sebuah studi yang meneliti anak-anak hasil hubungan inses di Cekoslowakia menunjukkan, hanya kurang dari setengah anak-anak hasil inses yang benar-benar sehat. Sebanyak 42 persen dari mereka dilahirkan dengan cacat lahir yang parah atau menderita kematian dini, dan 11 persen lainnya mengalami gangguan mental.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, anak-anak yang dihasilkan dari pernikahan sedarah atau inses memiliki risiko kelainan resesif autosom, kelainan fisik bawaan, atau penurunan fungsi intelektual yang parah. Kemungkinan timbulnya kelainan fisik dan mental ini akan semakin meningkat jika dari keturunan selanjutnya jika anak-anak yang merupakan hasil inses juga melakukan perkawinan sedarah.
So, sudah tahu kan kenapa inses itu berbahaya?