Mengenal Ikan Aligator yang Ada di Sungai Jogja: Jangan Dipelihara, Bahaya

21 Februari 2021 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan aligator. Foto: Rully YK Grup Mancing Mania Jogjakarta
zoom-in-whitePerbesar
Ikan aligator. Foto: Rully YK Grup Mancing Mania Jogjakarta
ADVERTISEMENT
Pemancing di Jogja dikejutkan dengan hasil tangkapannya. Mereka menemukan jenis ikan aligator kala memancing di perairan Jogja. Besar dugaan, ikan aligator ini berasal dari para pemelihara yang tidak kuat memberi pakan sehingga melepaskannya ke alam liar.
ADVERTISEMENT
Kok bisa, enggak kuat kasih makan ikan aligator? Untuk mengetahui jawabannya, mari kita bahas lebih dalam seluk-beluk ikan invasif ini.
Ikan aligator merupakan hewan yang habitat aslinya di Sungai Amazon, Amerika. Aligator termasuk ikan invasif. Dalam artian, jika dilepasliarkan di alam liar akan membahayakan ekosistem yang ada karena dapat memangsa ikan-ikan lain.
"Pertumbuhan ikan yang relatif cepat dan sifatnya yang karnivora justru membahayakan satwa-satwa endemik terlebih saat ikan semakin besar biasanya pemelihara cenderung lepas tangan dan main lepas liar sembarangan,” kata Nadya Andriani, Koordinator Protection of Forest and Fauna Indonesia Jawa Barat, seperti dikutip di situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Ikan aligator di Lapas Sukamiskin. Foto: Dok.Istimewa
Aligator punya tingkat pendewasaan saluran pencernaan sangat cepat sehingga ketika sudah tidak bergantung pada kuning telurnya, dia akan menghabiskan banyak makanan. Inilah yang mungkin membuat para pemelihara aligator kewalahan memberi makanan sehingga dilepaskan di alam liar.
ADVERTISEMENT
Dugaan ini juga disampaikan oleh Kepala Museum Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang merupakan pakar herpetologi, Donan Satria Yudha, kepada Pandangan Jogja, mitra kumparan dalam program 1001 Media. Ia juga menduga, ikan aligator lepas ke sungai ketika si pemilik membersihkan akuariumnya.
Reputasi aligator sebagai predator puncak membuat ikan ini bebas menghabiskan semua hewan lain yang ada di perairan. Aligator juga punya karakteristik oportunistik, dia akan memakan apa saja yang ada di sekitarnya, mulai dari udang, algae, kepiting, dan ikan lain yang lebih kecil dari ukuran tubuhnya.
Proses perkembangbiakannya juga sangat cepat, sehingga dalam waktu singkat dia bisa menguasai sebuah perairan. Satu induk betina aligator bisa menghasilkan 400 ribu telur dalam setahun. Jika setengahnya saja yang menetas dan tumbuh menjadi dewasa, maka ada 200 ribu ikan aligator dewasa di sebuah perairan hanya dari satu indukan betina dewasa dalam kurun waktu satu tahun.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, telur ikan aligator juga mengandung racun. Ini menjadi ancaman tersendiri bagi ikan atau hewan lokal lain yang memakan telurnya.
Ikan ini kuat hidup di perairan yang kadar oksigennya rendah, karena gelembung renangnya memiliki jaringan sel darah yang kompleks mirip dengan paru-paru.
Ilustrasi Ikan Aligator. Foto: Getty Images/kumparan
Di Indonesia, aligator dilarang dipelihara. Memelihara ikan ini termasuk perbuatan melanggar hukum. Itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 yang diubah menjadi Undang-Undang 45 Tahun 2009 serta Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 tahun 2014.
Mereka yang memelihara ikan berbahaya akan dikenai hukuman pidana 6 tahun penjara dan denda Rp 1,5 miliar. Sementara jika melepasliarkan ke perairan umum bisa dikenai hukuman pidana 10 tahun penjara dan denda Rp 2 miliar.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, aligator adalah ikan yang bisa membahayakan sumber daya hayati ikan di Indonesia jika dilepasliarkan ke alam liar.
“Kita ambil contoh ikan Aligator yang tahan untuk tidak makan selama beberapa hari, namun bila di suatu tempat tersedia banyak makanan, ikan aligator akan makan sebanyak-banyaknya,” ujar Rina, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Oleh karena itu, jika pemelihara sudah tidak mampu memberi pakan, aligator lebih baik dibunuh ketimbang dilepaskan ke alam liar seperti sungai atau danau. Salah satunya dengan cara disuntik mati atau euthanasia untuk meminimalkan rasa sakit.