Mengenal Karakter 5 Generasi: Baby Boomers, X, Y, Z dan Alpha

30 Oktober 2018 12:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Generasi Baby Boomers, X, Y, Z dan Alpha (Foto: UOB Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
com-Generasi Baby Boomers, X, Y, Z dan Alpha (Foto: UOB Indonesia)
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, terbentuklah generasi baru. Pernah mendengar istilah generasi Baby Boomers, X, Y, Z dan Alpha? Istilah-istilah ini menggambarkan pengelompokan manusia berdasarkan generasi kelahirannya.
ADVERTISEMENT
Bicara tentang generasi, tentu mereka memiliki karakter yang berbeda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk lingkungan di sekitar mereka sehingga membentuk kepribadian tersendiri. Seperti apa masing-masing karakteristik kelima generasi tersebut?
Baby Boomers (1946-1960)
com-Generasi Baby Boomers (Foto: UOB Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
com-Generasi Baby Boomers (Foto: UOB Indonesia)
Lahir dan tumbuh di zaman yang belum modern dan minim lapangan pekerjaan saat itu, membuat masa muda generasi Baby Boomers memiliki sifat kompetitif. Dikutip dari thebalancecareers.com, generasi ini berorientasi pada pencapaian, berdedikasi, dan berfokus pada karir. Mereka pun sampai disebut generasi gila kerja, tidak suka dikritik, tetapi suka mengritik generasi muda karena kurangnya etika kerja dan komitmen terhadap tempat kerja.
Meski begitu, di balik sifat mereka yang suka bekerja keras, mereka punya tujuan penting yakni membahagiakan keluarganya (terutama anak-anak). Para baby boomers punya karakter setia kepada keluarga dan rela bekerja keras asalkan keturunannya bisa mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Tak heran mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mandiri, dan optimis dengan pencapaian yang mereka telah lakukan.
ADVERTISEMENT
Generasi X (1961-1980)
com-Cara Membuka Usaha Kuliner  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Cara Membuka Usaha Kuliner (Foto: Thinkstock)
The latchkey kids - anak yang sering merasa sendirian akibat ditinggal orang tuanya bekerja - merupakan istilah yang kerap diberikan untuk para generasi X. Maklum, generasi yang lahir pada pertengahan tahun enam puluhan hingga awal delapan puluhan ini dibesarkan oleh orangtua (Baby Boomers) yang gila kerja.
Kondisi tersebut membuat generasi X menjadi lebih mandiri dan mulai mencari alternatif selain pekerjaan formal yang menghabiskan banyak waktu. Melihat kedua orang tuanya banyak menghabiskan waktu untuk bekerja di luar rumah, membuat para generasi X mulai berpikir untuk berwirausaha atau bekerja di rumah.
Generasi Y (1981-1994)
com-Generasi Y (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Generasi Y (Foto: Thinkstock)
Umumnya, generasi Y (milenial) menyukai hidup seimbang. Mereka pekerja keras tapi tetap mementingkan 'me time'. Generasi Y dikenal dapat diandalkan dalam hal kedisiplinan dan soal pemanfaatan teknologi (tech-savvy). Dengan kelebihan yang dimilikinya tersebut, generasi Y punya kepercayaan diri yang baik dan tetap menjunjung tinggi kritik dan saran dari orang lain.
ADVERTISEMENT
Keseimbangan gaya hidup dan pekerjaan generasi Y membuat mereka cenderung mencari pekerjaan yang dapat menunjang gaya hidupnya dan tetap bisa melakukan hobi yang mereka suka. Dikutip dari Forbes, generasi yang lebih dikenal sebagai milenial ini punya passion yang besar dan sangat kreatif untuk membuat passion mereka menjadi sumber penghidupan. Mereka suka bekerja, suka berpetualang dan penuh gairah untuk melakukan hobi yang menjadi bagian penting dan pertumbuhan dan perkembangan pribadi generasi ini.
Generasi Z (1995-2010)
com-selfie in detail (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-selfie in detail (Foto: Thinkstock)
Generasi ini merupakan peralihan dari generasi Y. Dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang di generasi ini, membuat mereka sangat bergantung pada teknologi, gadget, dan aktivitas di media sosial. Bahkan mereka lebih memprioritaskan popularitas, jumlah followers dan like.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari socialmediaweek.org, dalam hal konsumsi media sosial, generasi milenial menghabiskan rata-rata enam sampai tujuh jam per minggu di media sosial, sedangkan 44 persen dari Gen Z memeriksa media sosial mereka setidaknya setiap jam
Ketergantungan teknologi khususnya sosial media membuat mereka suka dengan hasil instan dan cepat, cenderung keras kepala, dan selalu terburu-buru. Meski begitu, generasi ini suka dengan tantangan baru namun haus akan pujian. Aktivitas sosial dan bergaul menjadi favorit mereka sehingga tak mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk bersenang-senang.
Generasi Alpha (2011-Sekarang)
com-Generasi Alpha (Foto: UOB Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
com-Generasi Alpha (Foto: UOB Indonesia)
Lahir di zaman dengan teknologi yang berkembang pesat. Sejak dini mereka sudah familiar dengan gadget seperti smartphone atau laptop. Anak-anak Alpha akan tumbuh dengan gadget di tangan sampai-sampai tidak pernah bisa hidup tanpa smartphone. Dilansir Business Insider, situasi ketergantungan teknologi pada generasi Alpha membuat generasi ini menjadi paling transformatif dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Namun di balik kelebihan anak generasi Alpha, mereka sangat membutuhkan peran dan kasih sayang orang tua. Butuh strategi khusus untuk mendidik anak yang terlahir pada generasi ini agar mereka tumbuh menjadi anak yang mahir dengan teknologi tapi tetap menghargai nilai-nilai kekeluargaan.
Setiap generasi punya karakter yang berbeda dan punya cara sendiri untuk berekspresi. UOB, memahami perbedaan dan kebutuhan dari generasi ke generasi tersebut, dan memberikan solusi finansial yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan setiap generasi. Untuk info selengkapnya tentang produk-produk UOB. UOB, Right By Every Generation.
Artikel adalah bentuk kerja sama dengan UOB.