Mengenal Karakteristik Ulat Bulu Beracun di Indonesia

15 Desember 2017 15:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ulat Bulu (Foto: Pizxabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ulat Bulu (Foto: Pizxabay)
ADVERTISEMENT
Belum lama ini beredar kabar hoax di masyarakat luas ada sejenis binatang ulat bulu yang mematikan. Kabar hoax yang beredar itu menyebutkan, orang yang terkena gigitan atau berkontak langsung dengan ulat itu, dapat mati dalam waktu empat jam.
ADVERTISEMENT
Meski Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPB-LIPI) telah menegaskan bahwa tidak ada ulat bulu mematikan di Indonesia yang dapat membunuh manusia, di Indonesia sebenarnya ada pula jenis ulat bulu beracun yang berbahaya karena dapat menyebabkan rasa sakit pada kulit manusia --tapi tentu saja tidak sampai membunuh.
Hari Sutrisno, peneliti ulat dari PBB-LIPI menjelaskan, ulat beracun adalah ulat yang minimal mempunyai satu atau lebih kelenjar racun dan mekanisme eksresi serta alat untuk menginjeksi racun. Secara garis besar, ulat beracun dikelompokan ke dalam dua kelompok, yaitu beracun aktif dan beracun pasif.
“Yang dimaksud dengan beracun pasif adalah ulat mempunyai kelenjar dan saluran racun, tetapi tidak mempunyai alat untuk menyuntikan venom (bisa/racun). Sedangkan kelompok yang beracun aktif, selain mempunyai kelenjar racun juga dilengkapi alat untuk memasukan racun ke tubuh lawan atau binatang lain, misalnya ulat Limacodidae,” terang Hari dalam jumpa pers di Media Center LIPI Gatot Subroto, Jumat siang (15/12).
Dr. Hari Sutrisno (Peneliti Ulat LIPI) (Foto:  Zahrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Hari Sutrisno (Peneliti Ulat LIPI) (Foto: Zahrina/kumparan)
Lalu, apa saja karakteristik ulat beracun? Hari menjelaskan, ada beberapa macam bulu atau duri dari ulat yang mengandung racun sebagai penyebab rasa sakit.
ADVERTISEMENT
Pertama, bulu-bulu normal, misalnya bulu-bulu pada ulat Noctuidae dan Arctiidae. “Bulu-bulu yang halus mudah putus ujungnya dan akan masuk ke dalam kulit manusia atau binatang bila terjadi kontak langsung dan bisa menyebabkan rasa sakit,” tutur Hari.
Kedua, struktur khusus pada ujungnya, misalnya bulu-bulu pada ulat Lasiocampidae. Bulu-bulunya biasanya menempel lekat pada tubuh larva. Bulu-bulunya agak tebal dengan pangkal yang tumpul dan menebal. Ujung yang tajam pada bulu-bulu itu menunjukkan struktur yang menyerupai mata gergaji. Bila ini mengenai kulit manusia, dapat menyebabkan iritasi.
Ketiga, bulu ulat dengan dasar yang lancip, misalnya bulu-bulu pada ulat Lymantriidae seperti yang menyerang daerah Probolinggo, Jawa Timur.
Yang terakhir atau keempat, duri yang beracun, misalnya bulu-bulu pada ulat Limacodidae. Tipe duri beracun Limacodidae berbeda dengan jenis duri ulat yang lain. Duri ini biasanya mempunyai ukuran panjang dan lebar yang lebih luas dibanding bulu-bulu ulat lainnya.
ADVERTISEMENT
Ujung duri ini biasanya sangat lancip dan tajam. “Duri racun ini bekerja menyerupai jarum suntik. Ulat jenis ini akan menyuntikan durinya yang berbisa ke dalam organisme yang menyentuhnya atau mengganggunya dengan cara kontak langsung,” papar Hari.
Jadi, meski tidak ada ulat bulu di Indonesia yang mematikan, Hari menyarankan agar tetap menghindari bersentuhan dengan ulat, karena ada jenis-jenis ulat tertentu yang memang memiliki racun dan dapat menimbulkan rasa sakit dan membuat iritasi pada kulit.