Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Mengenal King Cobra, Ular Berbisa Terpanjang di Dunia
24 Maret 2018 10:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Dunia maya Indonesia sempat dibuat heboh oleh foto-foto yang diunggah oleh pemilik akun Facebook Made Dwi Sudarmawan dan kemudian diunggah kembali oleh pemilik akun Facebook Agung S Dewangga.
ADVERTISEMENT
Foto-foto tersebut memperlihatkan seekor ular king cobra berukuran raksasa yang panjangnya melebihi panjang tubuh manusia.
Ketika ditanya mengenai foto-foto ular tersebut, Amir Hamidy, ahli herpetologi dan peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI menjelaskan bahwa ular itu memang king cobra.
Amir menjelaskan, ular king cobra bisa tumbuh mencapai panjang enam meter. Oleh karena itu, ular ini dianggap sebagai ular berbisa terpanjang di dunia. “(Tapi) sudah jarang yang sampai sepanjang itu,” kata Amir, Jumat (23/3).
King cobra bukan kobra
“Perlu saya ingatkan ya, king cobra dan kobra itu berbeda,” tutur Amir kepada kumparanSAINS.
King cobra adalah ular yang monotypic genus, satu genus hanya memiliki satu spesies. King cobra termasuk dalam genus Ophiophagus dan memiliki nama ilmiah Ophiophagus hannah.
ADVERTISEMENT
Sementara kobra sendiri adalah genus, bukan spesies. Nama ilmiah untuk genus kobra adalah Naja, dan genus ini terdiri dari 20 hingga 22 spesies.
Salah satu spesies yang paling terkenal dari genus ini adalah kobra India (Naja naja). Biaik king cobra maupun kobra berasal dari famili yang sama, yaitu Elapidae.
King cobra dan kobra bisa dibedakan dari tudung yang ada di sekitar kepalanya. King cobra memiliki tudung yang lebih tertutup. Adapun tudung kobra, seperti pada kobra India, lebih lebar.
Persebaran king cobra yang luas
Amir menuturkan, distribusi alami king cobra sangat luas. Ular jenis ini bisa ditemukan di India, China bagian selatan, Indochina, Thailand, Malaysia, Indonesia sampai Filipina.
“King cobra ini salah satu ular yang persebarannya paling luas, dia bisa ditemukan di hutan primer, hutan sekunder, bahkan di pinggiran-pinggiran hutan,” papar Amir.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, king cobra bisa ditemukan di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. “Bahkan ada catatan di Maluku, tapi itu masih tanda tanya,” imbuh Amir.
King cobra umumnya bisa berumur panjang. Menurut Amir, king cobra bisa hidup 20 hingga 30 tahun.
Ular berbahaya yang pemalu
Di alam liar, king cobra adalah musuh bagi ular lain karena ia menjadikan ular jenis lain sebagai mangsanya.
“Makanan alami biasanya ular lain, seperti ular jali Ptyas mucosus dan sanca batik Python reticulatus,” kata Amir.
Ular ini pun termasuk sebagai ular dengan racun yang sangat berbahaya karena racunnya akan menyerang sistem saraf, termasuk pada manusia. Gigitannya bisa menyebabkan kelumpuhan hingga koma.
Meski berbahaya, king cobra sendiri sebenarnya pemalu terhadap manusia. Bila bertemu manusia, king cobra lebih memilih untuk menjauh daripada menyerang.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kata Amir, insiden manusia diserang oleh king cobra biasanya terjadi pada pawang king cobra atau mereka yang dengan sengaja mendekati ular ini, misalnya karena memelihara atau menggunakan king cobra sebagai bagian dari atraksi.
“King cobra bisa mengendalikan bisanya. Kalau menggigit, dia bisa mengeluarkan bisa, bisa tidak. Itulah yang namanya dry bite.”
Dry bite ini sendiri yang membuat manusia sering salah langkah dalam menangani king cobra. Setelah sekali digigit dan tidak keracunan, gigitan king cobra dikira gigitan yang aman.
“Sekali digigit enggak apa-apa, dua kali digigit enggak apa-apa, sudah tiga kali misal ularnya melepas bisa, ya bahaya,” jelas Amir.