Mengenal Matahari Buatan China yang Berhasil Pecahkan Rekor Dunia

15 Juni 2021 16:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Matahari buatan China Foto: Via Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Matahari buatan China Foto: Via Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Reaktor fusi nuklir yang disebut China sebagai Matahari buatan bernama Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) baru-baru ini berhasil memecahkan rekor dunia, bergerak dengan suhu mencapai 1 juta derajat Celcius selama 101 detik.
ADVERTISEMENT
20 detik berikutnya, EAST berhasil menghasilkan suhu tertinggi mencapai 160 juta derajat Celcius, 10 kali lipat lebih panas dari Matahari. Prestasi terbaru para ilmuwan China ini adalah langkah besar dalam upaya membuka sumber energi bersih dan tak terbatas.
“Terobosan ini merupakan kemajuan yang signifikan dan tujuan akhirnya menjaga suhu pada tingkat stabil untuk waktu lama,” kata Li Miao, direktur departemen fisika di University of Science and Technology di Shenzhen, China, kepada Global Times.
Reaktor fusi nuklir HL-2M Tokamak. Foto: STR/AFP
Lantas, apa itu matahari buatan China dan apa manfaatnya?
Reaktor EAST ering disebut 'matahari buatan' karena panas dan tenaga yang dihasilkannya sangat besar. EAST adalah perangkat penelitian eksperimental fusi nuklir yang ada di Institut Fisika Plasma dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (ASIPP) di Hefei, China.
ADVERTISEMENT
EAST dibuat untuk meniru proses fusi nuklir yang dilakukan matahari dan bintang. Fusi nuklir adalah proses di mana energi tingkat tinggi dihasilkan tanpa menghasilkan limbah dalam jumlah besar.
Sejak pertama kali beroperasi pada tahun 2006, EAST telah mencatat beberapa rekor untuk durasi kurungan plasma yang sangat panas. Proyek EAST merupakan bagian dari fasilitas International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER), yang akan menjadi reaktor fusi nuklir terbesar di dunia ketika mulai beroperasi pada tahun 2035.
Proyek ini mencakup kontribusi dari beberapa negara, antara lain India, Korea Selatan, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat. Sebelumnya, energi dihasilkan melalui fisi nuklir, sebuah proses di mana inti atom berat dipecah menjadi dua atau lebih inti atom yang lebih ringan.
Ilustrasi badai matahari Foto: NASA/flickr
Fisi menghasilkan lebih banyak limbah nuklir ketimbang fusi. Selain itu, tidak seperti fisi, fusi juga tidak mengeluarkan gas rumah kaca dan dianggap sebagai proses yang lebih aman dengan risiko kecelakaan yang lebih rendah. Fusi nuklir berpotensi memberikan energi bersih tanpa batas dan biaya yang sangat rendah.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, reaktor EAST membuat rekor berhasil menciptakan suhu plasma mencapai 160 juta derajat Celcius. Sebagai perbandingan, inti matahari hanya mencapai sekitar 15 juta derajat Celcius. Ini artinya reaktor mampu menyentuh suhu 10 kali lebih panas dari Matahari.
Tujuan selanjutnya, para ilmuwan harus mempertahankan suhu tinggi untuk jangka waktu yang lama. Faktanya, China bukan satu-satunya negara yang telah mencapai suhu plasma tinggi. Pada tahun 2020, reaktor KSTAR Korea Selatan juga berhasil mencetak rekor baru dengan mempertahankan suhu plasma lebih dari 100 juta derajat Celcius selama 20 detik.