Mengenal Shoebill, Burung Langka Berparuh Besar yang Bisa ‘Berubah Jadi Patung’

30 Maret 2021 7:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Shoebill yang tampak seperti bangau.  Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Shoebill yang tampak seperti bangau. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Shoebill (Balaeniceps rex) yang juga dikenal dengan sebutan Whalehead atau bangau sepatu adalah salah satu burung dengan paruh terbesar di dunia. Kini, mereka terancam punah dan populasinya semakin menurun.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat sekilas, burung ini tampak seperti bangau. Bahkan sebelumnya diklasifikasikan ke dalam ordo Ciconiiformes berdasarkan morfologinya. Namun, bukti genetik menempatkannya pada Pelecaniformes. Artinya, Shoebill berkerabat dekat dengan pelikan alih-alih bangau.
Dijelaskan National Geographic, paruh Shoebill punya warna kuning kemerahan dengan bercak coklat, lebarnya sekitar 12 centimeter dan panjangnya 20-25 centimeter dengan ujung paruh bengkok dan tajam seperti kait. Ini memungkinkan Shoebill menangkap mangsa yang lebih besar, termasuk lungfish, nila, belut, dan ular. Ia bahkan kerap berburu bayi buaya dan biawak Nil.
Burung Shoebill dengan paruh besar. Foto: Wikimedia Commons
Shoebill bisa tumbuh tinggi mencapai 1,5 meter dengan lebar sayap 2,4 meter. Dia punya mata kuning, bulu abu-abu, perut putih, dengan jambul kecil di bagian belakang kepalanya. Hewan ini juga punya kaki panjang dan kurus. Berkat kakinya, Shoebill dapat berjalan dengan baik di atas vegetasi rawa di Afrika Timur, dari Ethiopia, Sudan Selatan, hingga Zambia.
ADVERTISEMENT
Uniknya, Shoebill bisa berubah menjadi patung alias tidak bergerak selama berjam-jam. Ini biasanya dilakukan ketika mereka berburu mangsa. Jadi, ketika ikan berenang ke permukaan, sudah dipastikan shoebill bisa menangkapnya dengan tepat karena punya pengamatan yang sempurna.
“Burung tersebut bisa berada di satu tempat selama lebih dari tiga jam untuk menunggu sesuatu yang bisa dimakan. Shoebill memangsa ikan, belut, lele, nila, dan katak,” kata Irene Namubiru, seorang pemandu wisata lokal di Mabamba Swamp kepada Xinhua, seperti dikutip Antara.
Meski Shoebill termasuk ke dalam burung air, namun mereka tidak bisa berenang karena tumitnya tak memiliki selaput. Shoebill mencapai kematangan pada usia tiga hingga empat tahun. Mereka menganut sistem monogami, alias setia pada satu pasangan.
ADVERTISEMENT
Shoebill adalah burung penyendiri. Saat kawin, mereka akan membangun sarang di atas air atau vegetasi terapung di mana lebarnya bisa mencapai 2,5 meter. Betina bisa menghasilkan dua telur di akhir musim hujan. Telur akan menetas setelah satu bulan dierami.
Anak Shoebill punya bulu abu-abu kebiruan dengan paruh berwarna lebih terang. Dari dua telur yang menetas, biasanya hanya satu yang bisa tumbuh hingga dewasa. Adapun status konservasinya, menurut The International Union for the Conservation of Nature (IUCN) diperkirakan hanya ada 3.300 hingga 5.300 ekor Shoebill di alam liar di seluruh dunia, dan populasinya semakin menurun.
Burung Shoebill termasuk hewan dengan kategori terancam punah. Ini karena pembukaan lahan yang semakin marak dan berdampak pada hilangnya habitat Shoebill.
ADVERTISEMENT
Pembakaran hutan dan polusi industri minyak juga memengaruhi populasi burung ini. Di beberapa tempat, shoebill terkadang diburu untuk dijadikan santapan, dan di tempat lain mereka dibunuh karena dianggap sebagai pertanda buruk.