Mengenal Titanoboa, Ular Monster Terbesar di Dunia: Pemangsa Buaya Dewasa

15 Mei 2020 13:35 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Replika ular raksasa Titanoboa di Smithsonian Natural History Museum. Foto: Ryan Somma (CC BY 2.0)
zoom-in-whitePerbesar
Replika ular raksasa Titanoboa di Smithsonian Natural History Museum. Foto: Ryan Somma (CC BY 2.0)
ADVERTISEMENT
Piton atau anakonda bukanlah ular terbesar yang pernah ada di dunia. Jauh sebelum peradaban modern ini, hidup ular raksasa bernama Titanoboa atau Boa Titan, sekitar 58 sampai 60 juta tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Periode hidupnya adalah sekitar 5 juta tahun setelah punahnya dinosaurus dari muka Bumi. Kosongnya posisi pemangsa utama membuat Titanoboa bisa tumbuh hingga ukuran yang luar biasa besar.
Hewan dengan nama latin Titanoboa cerrejonensis ini memiliki panjang 15 meter atau sama panjangnya dengan sebuah bus kota. Diameter tubuhnya bisa mencapai satu meter atau setinggi manusia balita.
Yang paling menakjubkan adalah berat dari Titanoboa yang bisa mencapai 1.500 kilogram. Berat tersebut sama dengan berat mobil pada umumnya. Ukuran tubuh ini mampu membunuh mangsa sebesar apa pun.
Namun, ular raksasa ini tidak bertaring atau berbisa. Dia menyergap mangsanya secepat kilat. Kemudian menghancurkan, meremukkan, dan membunuh mangsanya menggunakan tubuhnya yang amat besar. Diyakini bahwa buaya dewasa juga menjadi mangsa dari ular ini.
Replika ular raksasa Titanoboa di Smithsonian Natural History Museum. Foto: Ryan Somma (CC BY 2.0)
Wawasan yang telah didapat para ilmuwan tentang film ini kemudian diangkat dalam sebuah film dokumenter berjudul "Titanoboa: Monster Snake" yang tayang pada 1 April 2012 di Smithsonian Channel. Kata monster di sini tentu saja diambil dari ukurannya yang besar dan apa yang ia konsumsi. Penelitian tentang ular dan lingkungannya sampai saat ini terus berlanjut.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2010 lalu, sebuah fosil buaya dengan panjang 2,1 meter ditemukan di dekat fosil Titanoboa di Kolombia. Negara tropis ini dikenal sebagai daerah kekuasaan Titanoboa pada masanya. Penemuan ini meyakinkan para ahli bahwa Titanoboa menjadikan buaya sebagai makanannya.
“Buaya muda harus awas terhadap ular besar ini karena mereka mudah memakannya,” terang peneliti dari University of Florida, Alex Hastings, dikutip dari National Geographic. “Bahkan Titanoboa yang paling kecil pun tidak akan mengalami masalah ketika melawan buaya paling besar yang pernah ditemukan,” lanjut Alex.
Replika ular raksasa Titanoboa di Smithsonian Natural History Museum. Foto: Ryan Somma (CC BY 2.0)
Ilmuwan berpendapat bahwa ketiadaan hewan pemangsa lain serta tingginya suhu dan kelembaban Bumi pada masa itu menjadi alasan Titanoboa mampu tumbuh hingga ukuran yang sangat besar.
Pada periode Titanoboa menguasai bumi, temperatur di permukaan Bumi bisa mencapai 90 derajat Celsius. Ular ini pun hidup di daerah tropis di Amerika Selatan yang memiliki kelembaban tinggi.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, ilmuwan belum bisa memastikan alasan kepunahan Titanoboa. Beberapa ahli memperkirakan bahwa penurunan temperatur Bumi menjadi alasan utama.
Replika ular raksasa Titanoboa di Smithsonian Natural History Museum. Foto: Ryan Somma (CC BY 2.0)
Ular adalah hewan berdarah dingin atau tidak mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri. Ketika suhu lingkungannya turun secara drastis, metabolisme ular ini pun terganggu hingga akhirnya mati.
Akhirnya, hanya ular-ular kecil lah yang masih mampu beradaptasi dengan suhu bumi yang baru. Ular-ular ini lah yang saat ini bisa kita jumpai di hutan di seluruh dunia.
Jadi, seberapa menakutkan Titanoboa menurut kamu? Kalau Titanoboa masih hidup saat ini, apa yang kira-kira bakal terjadi?
(EDR)
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT