Mengenal Valdimex Diazepam, Psikotropika yang Dipakai Gitaris Kahitna

6 Juni 2022 6:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andrie Bayuajie alias Andrie Kahitna. Foto: @andriekahitna
zoom-in-whitePerbesar
Andrie Bayuajie alias Andrie Kahitna. Foto: @andriekahitna
ADVERTISEMENT
Kasus penangkapan Andrie Bayuadjie, gitaris grup musik Kahitna, pada Kamis (2/6) lalu menambah daftar nama musisi yang ditangkap kepolisian terkait dugaan penyalahgunaan narkoba.
ADVERTISEMENT
Kepolisian dalam konferensi pers pada Jumat (3/6) mengungkapkan penangkapan Andrie Kahitna disertai dengan barang bukti berupa valdimex diazepam sebanyak 45 butir.
Sebelumnya, pria berusia 47 tahun itu dilaporkan memang pernah mengkonsumsi jenis obat yang sama pada 2017 hingga 2018. Namun saat itu, ia membeli obat itu dengan resep dokter.

Apa itu valdimex diazepam?

Dikutip dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), valdimex sebenarnya merupakan merek dagang dari obat dengan kandungan diazepam yang diproduksi oleh PT Mersifarma.
Valdimex diazepam terdaftar dengan nomor registrasi dengan kode ‘DPL’, kode yang menandakan bila obat itu termasuk dalam jenis psikotropika dengan nama dagang paten yang diproduksi perusahaan farmasi luar negeri atau dalam negeri dengan lisensi. Valdimex dikategorikan sebagai obat psikotropika karena memiliki kandungan diazepam.
ilustrasi wanita cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock
Berdasarkan Permenkes No. 2 Tahun 2021, diazepam digolongkan sebagai psikotropika golongan IV. Diazepam sebagai psikotropika memiliki potensi ringan untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman NCBI, diazepam termasuk dalam kelompok obat benzodiazepin. Cara kerja obat itu yakni memberikan efek long-lasting dengan melemaskan otot (relaksan), membuat penggunanya merasakan keadaan lebih rileks dan nyaman.
Obat dengan diazepam umum digunakan oleh mereka yang memiliki tingkat kecemasan (anxiety) yang tinggi atau orang dengan masalah kesehatan mental. Namun penggunaannya sangat ketat, harus dengan resep dan pengawasan dokter.
Penggunaan diazepam tidak hanya diberikan bagi mereka penyandang anxiety saja, namun kondisi medis lain seperti pusing berat hingga vertigo serta permasalahan tidur (insomnia) biasanya dokter akan meresepkan obat jenis itu.

Efek samping diazepam

Pemberian diazepam yang diharuskan dengan resep dokter, selain karena memiliki efek ketergantungan (adiktif), obat itu juga mempunyai sederet efek samping lain.
Ilustrasi Bipolar. Foto: SewCream/Shutterstock
Menurut penuturan salah seorang penyandang gangguan bipolar yang berhasil dihubungi oleh tim kumparanSAINS, ia mengaku merasakan beberapa efek samping setelah konsumsi obat itu yang ia dapat dari seorang psikiater.
ADVERTISEMENT
Saat pertama kali mengkonsumsi diazepam pada 2019 lalu, ia klaim bisa tidur hingga 10 jam lamanya. Ketika bangun dari tidur, ia merasakan badan terasa lebih lemas dengan pikiran yang sangat kosong.
Selain itu, ia sempat mengeluhkan kebingungan pada awal konsumsi obat itu. Bahkan ia terus merasakan hal serupa hingga satu minggu lamanya.
Terkait efek samping dari diazepam pada seseorang yang mengkonsumsinya memang berbeda antara satu dan lainnya. Berikut beberapa efek samping yang umum ditemukan saat konsumsi diazepam, seperti dikutip National Health Service:

Penyalahgunaan diazepam

Sayangnya, penggunaan diazepam sering disalahgunakan oleh beberapa oknum. Pada kasus Andrie Kahitna, misalnya, obat itu sempat diperjualbelikan secara bebas di beberapa e-commerce. Merek dagang diazepam pun tidak terbatas hanya merek Valdimex saja.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan temuan kumparanSAINS, obat dengan kandungan diazepam seperti Analsik yang biasanya diresepkan untuk kondisi pusing berat, juga muncul di salah satu marketplace.
Ilustrasi obat-obatan yang harus dibawa ketika traveling. Foto: Shutter Stock
Seseorang yang mengkonsumsi diazepam tanpa resep dokter biasanya hanya menggunakan patokan resep yang telah ada. Ketika obat telah habis dan tanpa adanya kontrol dokter, mereka mencari obat jenis itu di e-commerce. Tentu penyalahgunaan itu mereka lakukan karena apotek tidak menjual bebas obat dengan kandungan diazepam.
Selain menimbulkan efek samping, penggunaan diazepam tanpa resep dokter dapat menimbulkan peningkatan dosis. Orang yang telah mengalami ketergantungan obat itu dapat tidak merasakan efek relaksasi. Akhirnya mereka menyalahgunakannya dengan meningkatkan dosis obat itu tanpa pengawasan dokter yang tentu sangat berbahaya bagi kesehatan dan bisa menyebabkan overdosis.
ADVERTISEMENT
Perlunya kesadaran masyarakat untuk tidak membeli obat, yang memang didapatkan dari resep dokter perlu ditingkatkan. Selain itu, e-commerce juga perlu meningkatkan kebijakan sanksi lebih ketat bagi penjual yang memperdagangkan obat keras termasuk jenis psikotropika secara bebas.