Mengenal Vetiver atau Akar Wangi, Tanaman untuk Kurangi Risiko Banjir

4 Februari 2020 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menanam bibit akar wangi atau vetiver di lokasi terdampak banjir dan tanah longsor Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menanam bibit akar wangi atau vetiver di lokasi terdampak banjir dan tanah longsor Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tanaman vetiver (Vetiveria zizanioides) atau akar wangi disebut mampu mengurangi risiko banjir dan tanah longsor. Karena itulah, Presiden Jokowi gencar menginstruksikan seluruh daerah, terutama yang rentan terkena bencana hidrologi, untuk menanam sejenis rumput yang berasal dari India itu.
ADVERTISEMENT
Menurut Jokowi, dalam satu tahun akar vetiver mampu menyebar luas di dalam tanah dengan panjang mencapai satu meter. Akarnya yang kuat, membuat vetiver ampuh mencegah tanah agar tidak longsor atau terkena erosi, serta banjir.
“Ini harus dikenalkan, diperbanyak bibit-bibitnya. Sebarkan ke daerah-daerah yang memiliki ancaman banjir dan tanah longsor,” jelas Jokowi di depan peserta Rakornas BNPB 2020 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Selasa (4/2).
Meski tergolong sebagai rumput, vetiver memiliki perilaku dan sifat seperti pohon. Jenis tanaman ini kemudian dinilai sangat tepat jika dijadikan alternatif mitigasi bencana.
Dibandingkan jenis pohon lainnya yang tumbuh normal dalam jangka waktu 2 hingga 5 tahun, jaringan akar vetiver bisa tumbuh dengan cepat hanya dalam waktu 4 hingga 6 bulan.
ADVERTISEMENT
Tiga staf pengajar jurusan teknik sipil di Politeknik Negeri Banjarmasin; yaitu Aspian Noor, Jurnadi Vahlevi, dan Pathurrozi, menulis studi ilmiah tentang bagaimana tanaman vetiver ini dapat membantu melakukan stabilisasi lereng untuk pengendalian erosi. Jurnal mereka berjudul "Stabilisasi Lereng untuk Pengendalian Erosi dengan Soil Bioengineering Menggunakan Akar Rumput Vetiver" yang diterbitkan pada 2011.
Para ahli ini menulis bahwa tanaman vetiver memiliki akar yang membantu memperkuat lapisan permukaan 0 hingga 2 meter di dalam tanah yang rawan menggelincir atau merosot.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) menanam bibit akar wangi atau vetiver di lokasi terdampak banjir dan tanah longsor Sukajaya, Kabupaten Bogor, Senin (3/2). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
"Ketika jaringan akar di bawah yang rapat menyediakan peningkatan daya geser yang menghasilkan peningkatan stabilitas lereng, bagian atasnya, atau batang yang kaku berfungsi seperti penghalang hidup menahan lumpur/sedimen dalam proses pengendalian erosi," tulis peneliti.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dijelaskan para ahli, vetiver berinteraksi dengan tanah setelah tumbuh, lalu membentuk bahan komposit yang terdiri dari akar dengan daya tarik yang tinggi dan melekat pada tanah yang daya tariknya lebih kecil.
Vetiver memiliki kemampuan menahan lumpur 6 hingga 35 kali lebih kuat dibandingkan jenis rumput lainnya. Kemampuan penetrasi akar vetiver pun cukup besar, ia bekerja sebagai paku tanah (soil nails) atau pasak (dowel) pada kedalaman 2-3 meter.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) menanam bibit akar wangi atau vetiver di lokasi terdampak banjir dan tanah longsor Sukajaya, Kabupaten Bogor, Senin (3/1). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Seperti diketahui, intensitas hujan yang cukup tinggi dengan durasi yang lama menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya erosi dan kelongsoran pada lereng yang kritis.
Dalam studi disebutkan bahwa upaya penanganan bencana tanah longsor melalui rekayasa geoteknik dengan menggunakan teknik-teknik penguatan tanah, membutuhkan biaya yang sangat mahal dan hanya dapat dilakukan pada lokasi-lokasi yang mudah dijangkau.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, penanaman vetiver bisa menjadi alternatif, terutama pada kondisi ekstrem. Misalnya di daerah lereng yang curam dan pada tanah yang sangat mudah erosi.