news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengonsumsi 1 Telur Setiap Hari Ternyata Tak Tingkatkan Risiko Stroke

29 Mei 2019 3:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sajikan telur rebus yang betul-betul matang untuk anak Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sajikan telur rebus yang betul-betul matang untuk anak Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Hasil studi terbaru yang dilakukan para peneliti dari University of Eastern Finland menunjukkan bahwa mengonsumsi satu telur ayam per hari tidak terkait dengan kenaikan risiko penyakit stroke. Hasil temuan ini telah dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition, sebagaimana dilansir Medical Xpress.
ADVERTISEMENT
Beberapa studi sebelumnya mengaitkan hubungan antara asupan makanan berkolesterol tinggi dengan peningkatan risiko stroke. Nah, telur dikenal sebagai makanan yang tinggi kolesterol sehingga dianggap bisa meningkatkan risiko terkena stroke.
Risiko ini dikhawatirkan terjadi terutama pada orang-orang yang memiliki gen bawaan APOE4. Sebab, pada tubuh orang-orang pembawa gen APOE4, efek kolesterol makanan pada kadar kolesterol serum tubuh diketahui lebih besar.
Namun dalam hasil studi terbaru ini, mengonsumsi telur setiap hari dalam jumlah moderat ternyata tidak berdampak terhadap peningkatan risiko stroke pada orang-orang biasa maupun orang-orang pembawa gen APOE4.
Riset ini meneliti data kebiasaan makan 1.950 pria berusia antara 42 dan 60 tahun yang awalnya tak punya riwayat penyakit kardiovaskular. Data tersebut diambil dari kumpulan data Kuopio Ischaemic Heart Disease Risk Factor Study, KIHD, pada 1984–1989 di University of Eastern Finland.
Ilustrasi merendam telur dalam air Foto: dok.pixabay.com
Dalam kumpulan data tersebut tersedia juga data fenotipe APOE 1.015 pria dari 1.950 orang tersebut. Dari 1.105 orang tersebut, 32 persen orang di antaranya adalah pembawa gen APOE4.
ADVERTISEMENT
Setelah 21 tahun, kondisi para pria itu kemudian diperiksa lebih lanjut. Hasilnya, ada 217 pria yang kemudian didiagnosis terkena stroke.
Hasil studi ini sendiri menemukan bahwa baik kolesterol makanan maupun konsumsi telur tidak terkait dengan risiko stroke, bahkan pada para pembawa gen APOE4. Namun begitu, hasil temuan ini memiliki sejumlah batasan sehingga tidak bisa digeneralisasikan pada kondisi tubuh semua orang.
Batasan pertama adalah populasi yang diteliti dalam studi ini adalah mereka yang sebelumnya tidak memiliki penyakit kardiovaskular. Batasan kedua, ukuran populasi dalam studi ini masih relatif kecil.
Oleh karena itu, temuan dalam studi ini harus diverifikasi terhadap kelompok yang lebih besar serta pada orang-orang yang sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit kardiovaskular. Sebab, orang-orang yang memiliki penyakit kardiovaskular itulah yang saat ini disarankan untuk membatasi asupan kolesterol dan telur.
ADVERTISEMENT