Mengulik Perkembangan Program Bayi Tabung Bersama Pelopor IVF Alan Trounson

18 Mei 2024 16:17 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahli embriologi Australia, Professor Dr. Alan Trounson; dan pendiri Group Managing Director – Alpha IVF Group, Dato’ Dr. Colin Lee, yang ikut mengupas tuntas kemajuan treatment IVF. Foto: kumparan/Kartika Pamujiningtyas
zoom-in-whitePerbesar
Ahli embriologi Australia, Professor Dr. Alan Trounson; dan pendiri Group Managing Director – Alpha IVF Group, Dato’ Dr. Colin Lee, yang ikut mengupas tuntas kemajuan treatment IVF. Foto: kumparan/Kartika Pamujiningtyas
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Program bayi tabung atau dikenal dengan sebutan in vitro fertilization (IVF) saat ini menjadi salah satu alternatif bagi pasangan yang kesulitan hamil lewat pembuahan alami. Program bayi tabung mungkin baru dikenal di Indonesia setelah memasuki tahun 2000-an. Namun ternyata, terobosan bayi tabung ini telah dilakukan sejak 1970-an silam.
Ahli embriologi asal Australia, Professor Dr. Alan Trounson, menjadi pelopor prosedur IVF manusia pertama di dunia pada 1973. Ia juga mempelopori teknik pembekuan embrio, biopsi embrio, dan pengembangan blastokista.
Kala itu, Trounson muda merintis IVF pada manusia dengan teknik sama yang ia temukan saat meneliti kesuburan domba pada 1960-an di New South Wales. Meskipun kehamilannya berakhir dengan keguguran setelah kandungan berusia sepuluh minggu, Trounson membuktikan bahwa IVF sangat memungkinkan dilakukan pada manusia.
Selama lima dekade berkarier, Trounson pun telah menulis banyak karya ilmiah tentang IVF yang sukses disorot di konferensi internasional besar. Beberapa inovasi penelitiannya bahkan dipatenkan, mencerminkan dedikasinya dalam memajukan pengobatan reproduksi.
Meski tidak lagi melakukan penelitian mengenai kesuburan, kini Trounson masih aktif menjadi salah satu Anggota Dewan Ilmiah Internasional dari ALPHA IVF Group yang berbasis di Malaysia. Pusat IVF centres sebagai bagian dari Alpha IVF Group yang cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia ini juga termasuk Alpha IVF di Kuala Lumpur, Genesis IVF di Penang, Alpha IVF di Singapura, dan juga anggota baru mereka yang muslim friendly Alhaya Fertility Centre di Kuala Lumpur.
Nah, beberapa waktu lalu, kumparan berkesempatan untuk melakukan wawancara langsung mengenai perkembangan dan kemajuan IVF dari masa ke masa bersama Alan Trounson. Tidak sendiri, ia didampingi pendiri Group Managing Director – Alpha IVF Group, Dato’ Dr. Colin Lee, yang ikut mengupas tuntas kemajuan treatment IVF.
Yuk, simak bincang-bincangnya di bawah ini.

Tanya Jawab Perkembangan hingga Mitos Program Bayi Tabung

Ilustrasi bayi tabung. Foto: Shutterstock
Apa yang memotivasi Anda untuk memulai uji coba prosedur IVF pada manusia?
Dr. Alan Trounson:
Sebelumnya, saya adalah yang fokus pada pembiakan hewan. Pada waktu itu, masalah untuk mengatasi kesuburan manusia, para ilmuwan mencoba menggunakan sebuah tabung plastik untuk mengatasinya, tetapi tidak berhasil.
Jadi, rekan saya, Profesor Carl Wood, menyarankan kepada saya untuk mencoba IVF karena percobaan itu telah berhasil dilakukan pada tikus dan kelinci, dan kami juga melakukannya pada domba. Saya pun akhirnya membantu Profesor Carl Wood untuk mengembangkan penelitian ini.
Sederhananya, dia meminta saya menerapkan hasil studi yang berhasil saya lakukan pada hewan ke ranah manusia. Jadi saya harus mengekstrak satu sel telur yang diovulasikan sebulan sekali oleh wanita menggunakan obat kesuburan, menyuntikkan sel sperma, dan itu berhasil. Itulah permulaannya.
Saat ini pencapaian treatment IVF sudah semakin menjanjikan. Menurut Anda, apakah ada perbedaan tentang prosedur IVF saat ini dengan saat awal ditemukan?
Dr. Alan Trounson:
Dulu kami menggunakan menggunakan prosedur yang kami kembangkan dari hewan, sehingga semuanya lebih mendukung anatomi hewan. Sekarang, semuanya sangat canggih.
Selama lebih dari 40 tahun, teknologi terus mengalami kemajuan dan modifikasi. Teknologi kita saat ini memiliki kemampuan untuk mengamati embrio sepanjang waktu, mengembangkannya dari hanya tetesan-tetesan kecil.
Dr. Colin Lee:
Di awal penelitian, tingkat keberhasilan hanya 20 persen. Namun saat ini langkah-langkah IVF terus mengalami pengembangan hingga kita bisa mendapatkan lebih dari 80 persen tingkat kesuksesan.
Ketika pasien datang untuk menjalani IVF di tempat yang tepat dan dengan teknologi yang tepat serta keahlian yang tepat, mereka dapat mengharapkan hasil yang cukup baik. Jadi, saat ini, sebagian besar pasien akan hamil pada saat pertama kali datang.
Kami bisa mendapatkan embrio yang berkualitas untuk dikembangkan sebelum dikembalikan ke rahim ibu. Kami sudah bisa memperkirakan waktu yang tepat untuk membuahi embrio.
Menurut Anda, apakah IVF masih akan mengalami perkembangan?
Dr. Alan Trounson:
Menurut saya sangat bisa. Mungkin di masa depan, semuanya akan menjadi serba otomatis.
Misalnya penggunaan Artificial Intelligence (AI), dapat meminimalisasi kegagalan dan membantu menyeleksi meta data yang sangat besar. Kita dapat melakukan seleksi mana saja embrio yang berpotensi tumbuh normal atau abnormal berdasarkan data genetik. Menurut saya hal ini tidak perlu menunggu waktu yang lama.
Dr. Colin Lee:
Menurut saya, saat ini kemajuan paling signifikan di IVF adalah penggunaan AI. Teknologi kecerdasan buatan ini membantu kita memilih embrio yang memiliki potensi tertinggi untuk menjadi bayi normal. Dan teknologi ini sudah ditawarkan di klinik kami Alpha IVF Group secara percuma. Tujuan kami adalah untuk membantu pasien mendapatkan tingkat keberhasilan IVF yang tinggi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 17,5 persen populasi orang dewasa di dunia mengalami infertilitas. Perempuan pun kerap menjadi “kambing hitam” sebagai pihak yang mengalami ketidaksuburan. Bagaimana menurut Anda?
Dr. Alan Trounson:
Menurut saya pandangan tersebut keliru, sebab kesuksesan dan kegagalan pembuahan dapat disebabkan oleh laki-laki maupun perempuan.
Sangat tidak adil bila hanya perempuan yang disalahkan, tanpa menyelidiki faktor penyebab ketidaksuburan tersebut. Apalagi saat ini, banyak cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi hal tersebut.
Dr. Colin Lee:
Faktanya, baik laki-laki dan perempuan bisa mengalami masalah ketidaksuburan. Menurut studi dari WHO, saat ini terjadi fenomena penurunan kualitas dan kuantitas sperma pada banyak laki-laki
Sedangkan pada perempuan, masalahnya ketidaksuburan terbilang lebih kompleks dan bisa disebabkan banyak faktor. Misalnya, ketidaknormalan uterus, rahim tertutup, hingga gangguan endometriosis yang membuat perempuan sulit mencapai kehamilan.
Di sisi lain, satu hal yang bagus dari Alpha IVF adalah prosesnya hanya membutuhkan satu sperma pada satu sel telur. Kami menggunakan teknologi yang canggih di setiap langkah program IVF sehingga kemungkinan untuk hamil pun bisa ditingkatkan.
ALPHA IVF Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: kumparan/Kartika Pamujiningtyas
Menurut Anda, kenapa pasangan memilih IVF sebagai alternatif program untuk mendapatkan momongan?
Dr. Alan Trounson:
Saya memahami bahwa tidak semua orang dapat mengakses IVF karena biayanya yang tinggi. Namun bila IVF menjadi program pilihan utama Anda, pilihlah karena teknologinya yang maju, sehingga dapat membantu menangani permasalahan ketidaksuburan yang cukup kompleks.
Saya bukan lagi seorang expert, namun saya melihat perkembangan Alpha IVF luar biasa. Menurut saya, program di sini jadi salah satu yang terbaik saat ini.
Dr. Colin Lee:
Sebenarnya, ada banyak pilihan bagi pasangan untuk mendapatkan momongannya. Namun dengan prosedur IVF, terutama di Alpha IVF, kami telah berpengalaman menangani banyak pasien bayi tabung, tak terkecuali pasien dari Indonesia.
Saya bisa mengatakan bahwa selama bertahun-tahun, Alpha IVF dan Genesis IVF berhasil mewujudkan impian lebih dari 10.000 ibu di Indonesia untuk memiliki anak. Banyak pasien memilih Alpha IVF dan Genesis IVF karena mereka menginginkan treatment dengan teknologi terbaru, sehingga dapat menangani segala permasalahan ketidaksuburan dengan lebih tepat.
Selain itu, Alpha IVF memiliki success rate yang paling tinggi di Asia yaitu mencapai 82,9 persen dengan harga yang terbilang masih lebih terjangkau dibandingkan klinik IVF lainnya di Indonesia. Saat ini, program bayi tabung di Alpha IVF Group bisa didapatkan dengan harga mulai sekitar RM 25.000-RM 60.000 atau sekitar Rp 84 jutaan hingga Rp 200 jutaan.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai program-program di Alpha IVF Group (Alpha IVF-Kuala Lumpur, Genesis IVF-Penang, Alpha IVF-Singapura, Alhaya Fertility Centre, Anda dapat mengunjungi www.alphaivfgroup.com, atau follow Instagram mereka di @alphafertility_kl, @genesisivfpenang, @alphawomensg, @alhayafertility.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio