Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diterbitkan pada Selasa (3/12) memotret sekelumit masalah pendidikan Indonesia . Dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui, PISA merupakan program tiga tahun sekali yang digagas oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) untuk mengukur kompetensi belajar peserta didik global.
Survei PISA ini meneliti remaja 15 tahun dari negara-negara yang tergabung dengan OECD untuk mengukur kemampuan belajar lewat serangkaian tes. Menurut data yang diterbitkan OECD dari periode survei 2009-2015, Indonesia konsisten berada di urutan 10 terbawah. Dari ketiga kategori kompetensi, skor Indonesia selalu berada di bawah rata-rata.
Untuk membandingkan dengan skor PISA Indonesia pada 2018, berikut kumparanSAINS merangkum perolehan skor selama tiga periode terakhir.
Hasil survei PISA 2009 menempatkan Indonesia di urutan ke-57 dari 65 negara, alias peringkat ke-9 dari bawah. Dalam kategori Sains, Indonesia memperoleh skor 383, jauh di bawah rata-rata OECD sebesar 501.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk Membaca, Indonesia memperoleh skor 402 (rata-rata OECD 493). Skor terendah diperoleh pada kategori Matematika, yakni 371 (rata-rata OECD 496). Keseluruhan nilai ini menempatkan Indonesia jauh di bawah capaian negara-negara Asia lainnya, seperti China dan Korea, yang secara berurutan berada di peringkat pertama dan kedua.
Pada 2012, perolehan skor PISA Indonesia kembali berada di bawah rata-rata. Dalam kategori Sains, capaian skor hanya sebesar 382 (rata-rata OECD 501), hanya satu tingkat di atas Peru, sekaligus di bawah Kolombia dan Qatar.
Untuk Matematika, perolehan skor hanya mencapai 375 (rata-rata OECD 494). Sedangkan ukuran kemampuan membaca berhenti pada skor 396 (rata-rata OECD 492). Hasil uji kompetensi ini menempatkan Indonesia jauh tertinggal dengan negara China yang berada di urutan teratas, disusul Singapura.
ADVERTISEMENT
Keseluruhan nilai yang diperoleh juga menempatkan Indonesia di urutan kedua paling bawah, anjlok tujuh tingkat dari periode survei sebelumnya.
Pada 2015, peringkat Indonesia tak juga beranjak dari urutan 10 terbawah. Dalam kategori Sains, skor PISA yang diperoleh Indonesia sebesar 403 (rata-rata OECD 493), delapan tingkat di bawah Thailand.
Sedangkan untuk kategori Matematika, capaian skor Indonesia hanya sebesar 386 (rata-rata OECD 490). Skor terendah ada pada kategori Membaca, yakni 397 (rata-rata OECD 493).
Keseluruhan nilai ini membuat Indonesia kembali jauh tertinggal dari Singapura yang bertengger di peringkat pertama, disusul Jepang dan Estonia.
ADVERTISEMENT
Hasil survei PISA 2018 menempatkan Indonesia di urutan ke-74, alias peringkat keenam dari bawah. Dalam kategori Sains, Indonesia memperoleh skor 396, jauh di bawah rata-rata skor OECD sebesar 489.
Sedangkan dalam Matematika, Indonesia ada di peringkat ke-7 dari bawah dengan skor 379 (rata-rata OECD 489). Sementara skor terendah yang diperoleh Indonesia ada pada kategori Membaca, yaitu sebesar 371 (rata-rata OECD 489).
Dalam periode survei ini, Indonesia masih kalah jauh dengan China dan Singapura yang secara berurutan berada di peringkat dua teratas.