Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menkes Budi: Varian Baru Cacar Monyet 1B Fatalitasnya Lebih Tinggi
27 Agustus 2024 15:40 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap adanya virus cacar monyet varian baru yang saat ini menyebar di sejumlah negara di dunia. Cacar monyet varian baru tersebut adalah clade 1b yang memiliki tingkat fatalitas 10 persen lebih tinggi daripada cacar monyet biasa.
ADVERTISEMENT
Varian baru clade 1b belum masuk ke Indonesia, melainkan lebih banyak menyebar di Afrika, Swedia, dan Thailand. Adapun varian yang menyebar di Indonesia adalah clade 2b dengan tingkat fatalitas sebesar 0,1 persen.
“Ada strain baru, ada clade baru yang namanya 1b. Ini fatalitasnya lebih tinggi daripada yang sebelumnya,” ujar Budi Gunadi dalam rapat terbatas di Istana Negara, Selasa (27/8).
Penularan cacar monyet
Pada 14 Agustus 2024, WHO menaikkan status penyebaran virus cacar monyet (monkey pox atau mpox) menjadi Kedaruratan Kesehatan Global (PHEIC). Ini karena terjadi peningkatan kasus yang signifikan akibat menyebarnya varian baru 1b di sejumlah negara.
Berdasarkan data Kemenkes, di tahun 2024 tercatat ada 14 kasus yang terkonfirmasi positif cacar monyet di Indonesia. Kasus-kasus tersebut berada di wilayah Jawa dan Kepulauan Riau. Dari semua kasus yang terkonfirmasi, 100% dinyatakan sembuh, dan semuanya mengidap mpox varian 2b.
ADVERTISEMENT
Budi Gunadi memastikan, saat ini obat dan vaksin cacar monyet sudah tersedia di sejumlah rumah sakit di Indonesia. Kendati untuk vaksin hanya diberikan kepada orang yang berisiko tinggi karena harganya cukup mahal, mencapai Rp 3,5 juta per dosis vaksin.
Budi juga memastikan Indonesia memiliki fasilitas lab yang mumpuni untuk meneliti genome sequencing dari mpox, termasuk fasilitas PCR-nya.
Virus mpox sendiri ditularkan melalui kontak fisik, mirip penularan virus HIV dan AIDS. Dengan kata lain, penularan cacar monyet lebih mungkin terjadi di kelompok-kelompok tertentu.
Lantas kenapa mpox bisa menginfeksi anak-anak di Afika? Menurut Budi, ini karena anak-anak di Afrika punya kebiasaan sharing baju, handuk, selimut hingga tempat tidur.
“Jadi kalau orang tuanya kena, anak-anaknya juga kena, karena cairannya juga akhirnya kena ke anaknya. Itu sebabnya kenapa anak-anak di Afrika banyak terteluar,” kata Budi Gunadi.
ADVERTISEMENT
Gejala cacar monyet
Pada umumnya, gejala yang ditimbulkan mpox varian 1b maupun 2b sama saja. Yang membedakan adalah fatalitasnya. Saat seseorang terinfeksi mpox, dia akan mengalami serangkaian gejala seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot, kemudian berkembang menjadi ruam yang dapat memengaruhi kulit di bagian tubuh mana pun. Ruam ini biasanya berkembang menjadi lepuh yang dapat terasa gatal atau nyeri.
Komplikasinya dapat mencakup infeksi kulit sekunder, pneumonia, infeksi mata, dan sepsis.
Para pemuda, ibu hamil, dan orang yang memiliki sistem imun yang lemah, memiliki risiko penyakit semakin parah yang dapat berakibat fatal. Sebagian besar pasien pulih dalam waktu sekitar empat minggu.
Siapa pun yang diduga terinfeksi mpox dan muncul gejala, diimbau untuk tidak melakukan manipulasi pada lesi di kulit, seperti memencet atau menggaruk, serta disarankan untuk membiarkan lesi tersebut. Sebab, lesi yang basah maupun sudah mengering berpotensi menularkan virus.
ADVERTISEMENT
Pasien juga tidak boleh berbagi barang-barang pribadi seperti handuk dan pakaian. Jika memiliki benjolan atau bintil dan mengalami luka atau erosif, sebaiknya segera diberi obat.