Menuju New Normal Corona, Sampah Masker dan Sarung Tangan Ancam Lautan

11 Juni 2020 20:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah di laut mediternia. Foto: Laurent Lombard/Operation Mer Propre via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Sampah di laut mediternia. Foto: Laurent Lombard/Operation Mer Propre via Reuters
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona mungkin telah memberi kesempatan bagi planet ini untuk bernapas sementara. Di banyak tempat, tingkat polusi udara menurun drastis. Namun di sisi lain, ekosistem laut terancam karena jadi sasaran pembuangan limbah medis, termasuk masker dan sarung tangan.
ADVERTISEMENT
Menuju era new normal, tentu pemakaian alat pelindung diri (APD) akan semakin meningkat. Sebagaimana tercantum dalam protokol kesehatan di seluruh negara, masker termasuk benda wajib dalam upaya pencegahan penularan COVID-19, penyakit yang disebabkan virus corona SAR-CoV-2.
Tetapi, regulasi pengelolaan sampah medis masih belum dibarengi sanksi penegakan hukum yang ketat. Imbasnya, sampah masker dan sarung tangan lateks tersebar di lautan, pantai, termasuk selokan air. Sejumlah organisasi lingkungan menyuarakan keprihatinan mereka atas kondisi ini.
Sampah yang membanjiri lautan tersebut biasanya terdiri dari masker wajah sekali pakai, sarung tangan lateks, botol bekas hand sanitizer, dan barang-barang APD yang tidak dapat didaur ulang.
Sampah di laut mediternia. Foto: Laurent Lombard/Operation Mer Propre via Reuters
Kelompok konservasi laut Prancis, Opération Mer Propre, secara teratur mendokumentasikan operasi pembersihan samudra di media sosial dan telah melaporkan ada banyak sampah APD di Laut Mediterania.
ADVERTISEMENT
"Sangat mengkhawatirkan tentang limbah baru yang terkait dengan COVID... Kami mengambil (polusi semacam ini) di setiap pembersihan sekarang, terutama sarung tangan lateks," tulis Opération Mer Propre, lewat unggahan di Facebook pada 20 Mei, dikutip IFL Science.
Kondisi semacam ini tidak cuma terlihat di Eropa. Sejumlah pejabat kota di Amerika Serikat juga melaporkan selokan dan stasiun pompa air hujan tersumbat dengan sarung tangan lateks dan masker muka. Dugaan kuat sampah-sampah tersebut dibuang warga lewat saluran pembuangan toilet mereka.
Meskipun belum ada data pasti tentang skala masalah ini di seluruh dunia, Associated Press menghubungi 15 otoritas kota di AS dan semuanya melaporkan bahwa ada lebih banyak kasus penyumbatan saluran pembuangan dan masalah drainase sejak pandemi corona dimulai.
ADVERTISEMENT
Sehubungan dengan masalah pencemaran ini, Badan Perlindungan Lingkungan AS mengeluarkan pernyataan yang memberitahu warga untuk membuang APD dengan benar. Imbauan tersebut termasuk tidak memasukkan tisu desinfektan, sarung tangan, masker, APD, atau limbah medis bekas ke tempat sampah daur ulang karena dapat terkontaminasi oleh patogen dan dianggap sebagai material berbahaya bagi kesehatan.
"Tidak seorang pun harusnya meninggalkan sarung tangan plastik atau masker di tanah di tempat parkir atau melemparkannya ke semak-semak," ujar David Biderman, direktur eksekutif dan CEO Asosiasi Limbah Padat Amerika Utara (SWANA), dalam sebuah pernyataan.
“APD yang terkontaminasi yang dibuang di tanah meningkatkan risiko paparan COVID-19 dan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan,” pungkasnya.