Meteorit Ini Usianya Lebih Tua dari Bumi, Jatuh di Gurun

12 Maret 2021 7:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batu meteorit EC 002 berusia lebih tua dari Bumi. Foto: Darryl Pitt/Maine Mineral and Gem Museum
zoom-in-whitePerbesar
Batu meteorit EC 002 berusia lebih tua dari Bumi. Foto: Darryl Pitt/Maine Mineral and Gem Museum
ADVERTISEMENT
Sebuah batu meteorit yang jatuh di Gurun Sahara pada 2020 lalu ternyata berusia lebih tua dari Bumi. Batuan antariksa yang diberi nama Erg Chech 002 (EC 002) ini ditaksir berumur sekitar 4,6 miliar tahun.
ADVERTISEMENT
Kandungan mineral di dalam meteorit EC 002 mengisyaratkan bahwa batu tersebut terbentuk hanya 2 juta tahun setelah pembentukan tata surya dan membuatnya lebih tua satu juta tahun dari batu luar angkasa pemegang rekor sebelumnya.
“Saya telah meneliti meteorit selama lebih dari 20 tahun, dan ini mungkin meteorit baru yang paling fantastis yang pernah saya lihat,” kata Jean-Alix Barrat dari Universitas Brittany Barat, Prancis, seperti dikutip New Scientist.
Barrat dan rekan-rekannya menganalisis meteorit EC 002 dan menemukan bahwa batu itu tidak seperti meteorit lain yang pernah mereka temukan. EC 002 termasuk jenis batuan yang disebut andesit.
Batu meteorit EC 002 berusia lebih tua dari Bumi. Foto: Darryl Pitt/Maine Mineral and Gem Museum
Jenis batuan andesit juga terdapat di perut Bumi, kebanyakan ditemukan di zona subduksi, di mana area lempeng tektonik bertabrakan. Kandungan andesit jarang ditemukan di meteorit. Sebagian besar meteorit yang ditemukan di Bumi terbuat dari jenis batuan vulkanik lain yang disebut basal.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan dari Lunar and Planetary Institute (LPI) potongan meteorit EC 002 ditemukan di Adrar, Aljazair, pada Mei 2020. Pecahan batuan itu berbutir relatif kasar, serta terlihat berwarna cokelat dan krem. Ada taburan kristal yang terlihat berwarna kuning-hijau dan lebih jarang kuning-coklat.
Analisis susunan kimiawi meteorit EC 002 menunjukkan batuan itu pernah meleleh, dan mengeras kembali hampir 4,6 miliar tahun yang lalu. Artinya, kemungkinan batuan ini adalah bagian dari pecahan kerak protoplanet kuno yang hancur di masa awal pembentukan tata surya.
Ilustrasi Meteorit Foto: Pixabay
Dari laporan peneliti juga menunjukkan bahwa magma yang membentuk EC 002 membutuhkan setidaknya 100 ribu tahun untuk mendingin dan mengeras setelah meleleh, yang mungkin mengindikasikan bahwa magma itu sangat kental.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan yakin tidak ada meteorit yang terlihat seperti EC 002, karena kelangkaan pembentukannya. Studi lebih lanjut tentang artefak ini dari tata surya awal dapat membantu kita memahami bagaimana planet-planet, termasuk Bumi terbentuk.
“Ketika Anda mendekati permulaan tata surya, akan semakin rumit untuk mendapatkan sampel, kami mungkin tidak akan menemukan sampel lain yang lebih tua dari yang ini," kata Barrat.