Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak tahu dan tak mau memiliki berlian ? Batu mulia ini sangat cantik dipandang mata, setara dengan harganya. Ia terbentuk dari intan yang telah diasah baik-baik sehingga memiliki kemilau cahaya yang indah.
ADVERTISEMENT
Intan tak hanya cantik di mata. Mineral langka yang sangat kuat ini ternyata juga bisa membawa rahasia kandungan Bumi kita di dalamnya. Sebuah intan yang ditemukan di Afrika Selatan adalah contohnya.
Intan yang ditemukan di Benua Hitam ini berukuran sangat kecil, hanya sekitar tiga milimeter, tapi menyimpan suatu mineral langka di bagian tengahnya.
Temuan ini sendiri telah dipublikasikan di jurnal Nature . Ditengarai, temuan ini bisa menjadi petunjuk baru bagi para peneliti untuk mempelajari keadaan dalam Bumi.
Mineral langka yang ditemukan di bagian dalam sebuah intan dari tambang Cullinan ini dinamakan kalsium silikat perovskite (CaSiO3). Tambang Cullinan sendiri terkenal sebagai tempat ditemukannya intan terbesar sedunia pada 1905.
Meski kalsium silikat perovskite terbilang langka, ternyata mineral tersebut cukup banyak ditemukan di bagian dalam Bumi. Bahkan mineral itu diduga sebagai mineral ke-4 terbanyak di dalam Bumi.
ADVERTISEMENT
Kalsium silikat perovskite juga banyak ditemukan pada lempengan kerak samudra yang masuk ke bagian dalam Bumi pada daerah pertemuan lempeng tektonik.
Meski secara teori dianggap lazim ditemukan, studi-studi terdahulu belum ada yang bisa menampilkan bukti nyata atas keberadaan mineral ini.
Menurut para peneliti, mineral tersebut terbentuk jauh di dalam mantel Bumi, sekitar 700 kilometer di bawah permukaan Bumi tempat kita hidup.
"Sebelumnya belum pernah ada yang bisa membuat mineral ini stabil di permukaan Bumi," ujar Graham Pearson, salah satu anggota tim studi dan profesor di Departemen Ilmu Bumi dan Atmosfer University of Alberta.
"Satu-satunya cara mineral ini tetap stabil di permukaan Bumi adalah ketika ia terperangkap di dalam suatu wadah sangat kuat seperti intan," tambahnya seperti dilansir Live Science .
Untuk studinya, Pearson dan timnya melakukan analisis terhadap intan yang ditemukan pada kedalaman sekitar satu kilometer di bawah permukaan Bumi itu.
ADVERTISEMENT
Meski tempat temuan intan itu cukup dangkal, para peneliti meyakini bahwa intan tersebut terbentuk pada kedalaman 700 kilometer di bawah permukaan Bumi, berasal dari daerah lempengan kerak samudra yang tersubduksi lalu mendapat 240 ribu tekanan atmosfer.
Menurut laporan, potongan dari kalsium silikat perovskite di dalam intan tersebut dapat terlihat oleh mata telanjang setelah intan dipoles. Sinar X dan tes spektroskopi juga telah mengkonfirmasi keberadaan mineral langka tersebut di dalam intan.Temuan ini menjadi sampel pertama yang berhasil diamati para peneliti.
"Intan adalah suatu cara unik untuk bisa melihat bagian dalam Bumi," kata Pearson.
"Komposisi spesifik dari perovskite di dalam intan mengindikasikan dengan sangat jelas terjadinya daur ulang kerak samudra ke bagian dalam mantel Bumi. Hal ini bisa menjadi bukti dari apa yang terjadi pada kerak samudra saat mereka masuk ke dalam Bumi."
ADVERTISEMENT