Mirip Batu, Ternyata Fosil Kura-kura Hamil Terkubur Abu Gunung Vesuvius

29 Juni 2022 15:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fosil kura-kura yang ditemukan saat penggalian di situs arkeologi kota Romawi kuno Pompeii, Italia. Foto: Parco Archeologico Pompei/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Fosil kura-kura yang ditemukan saat penggalian di situs arkeologi kota Romawi kuno Pompeii, Italia. Foto: Parco Archeologico Pompei/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Para arkeolog di Pompeii menemukan fosil kura-kura hamil di sebuah reruntuhan bangunan yang hancur oleh gempa bumi pada tahun 62 M. Kura-kura itu ditemukan dalam keadaan tertimbun abu vulkanik dan batu dari letusan Gunung Vesuvius.
ADVERTISEMENT
Para arkeolog menemukan fosil kura-kura Hermann sepanjang 14 cm bersama telur selama penggalian di daerah kota kuno di sebuah bangunan yang dulunya sedang dalam tahap renovasi untuk dijadikan pemandian umum setelah rata diguncang gempa bumi.
Fosil telur kura-kura yang ditemukan saat penggalian di situs arkeologi kota Romawi kuno Pompeii, Italia. Foto: Parco Archeologico Pompei/Handout via REUTERS
Menurut Direktur taman arkeologi Pompeii, Gabriel Zuchtriegel, kura-kura itu mati saat mencari perlindungan di reruntuhan bangunan tersebut. Namun, belum sempat menemukan tempat berlindung, Gunung Vesuvius meletus pada 79 M, membumihanguskan seluruh wilayah Pompeii beserta isinya termasuk kura-kura Hermann yang sedang hamil.
Arkeolog bekerja di sebelah fosil kura-kura yang ditemukan saat penggalian di situs arkeologi kota Romawi kuno Pompeii, Italia. Foto: Parco Archeologico Pompei/Handout via REUTERS
Faktanya, itu bukanlah kura-kura pertama yang ditemukan di Pompeii. Zuchtriegel bilang, penemuan kura-kura menambah mosaik hubungan antara budaya dan alam, masyarakat dan lingkungan yang mewakili sejarah Pompeii kuno.
Saat ini penggalian di bagian pemandian Stabiane di Pompeii masih terus dilakukan oleh para peneliti dari University of Berlin, bekerja sama dengan peneliti dari University of Napoli L’Orientale dan University of Oxford serta arkeolog di Pompeii.
ADVERTISEMENT