news-card-video
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Misteri Benteng Mesir Berusia 3.200 Tahun di Israel: Simpan Sejarah Kelam

6 September 2020 11:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Benteng Galon yang ditemukan di Israel. Foto: IAA/Emil Aljem
zoom-in-whitePerbesar
Benteng Galon yang ditemukan di Israel. Foto: IAA/Emil Aljem
ADVERTISEMENT
Arkeolog Israel berhasil menemukan benteng berusia 3.200 tahun yang dibangun oleh orang Mesir dan Kanaan, musuh orang Israel di dalam Alkitab. Benteng itu dibangun untuk mencegah orang Filistin yang baru datang dan keluar dari wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Struktur militer, yang dijuluki Benteng Galon, berasal dari pertengahan abad ke-12 SM, ketika tokoh alkitabiah Deborah dan Simson diperkirakan masih hidup, menurut Israel Antiquities Authority (IAA).
Benteng itu menyoroti betapa banyaknya kerusuhan yang mengguncang daerahnya di zaman dulu, kata IAA. Saat itu, penduduk di sekitar wilayah yang dikenal sebagai tanah Kanaan, diperintah oleh orang Mesir kuno. Kemudian, orang Israel dan Filistin tiba pada abad ke-12 SM, mendorong orang Kanaan dan Mesir untuk membangun benteng.
Situs penggalian, terletak di dekat Kibbutz Galon, Israel. Foto: IAA/Saar Ganor
IAA menemukan benteng selama penggalian di dekat Kibbutz Galon, sebuah kibbutz (komunitas kolektif) sekitar 70 kilometer selatan Yerusalem. Sisa-sisa benteng dan artefak keramik di dalamnya luar biasa; benteng mempunyai luas hampir 18 kali 18 meter, memiliki menara pengawas di masing-masing sudutnya, dan ambang pintu masuk yang diukir dari batu besar seberat 3,3 ton.
ADVERTISEMENT
Ketika orang memasuki benteng yang menggunakan gaya arsitektur Mesir, mereka akan melihat halaman yang dilapisi dengan batu lempengan dan tiang-tiang yang menjulang di tengahnya.
Setiap sisi benteng memiliki ruangan, di mana para arkeolog menemukan ratusan bejana tembikar, beberapa di antaranya utuh, termasuk mangkuk dan cangkir yang kemungkinan digunakan untuk ritual keagamaan, kata Saar Ganor dan Itamar Weissbein, arkeolog IAA dalam sebuah pernyataan.
“Tidaklah mengherankan jika benteng tersebut berasal dari masa ‘sengketa teritorial yang penuh kekerasan’ dan penuh gejolak,” ungkap mereka.
Barang yang ditemukan di Benteng Galon. Foto: IAA/Dafna Gazit
Bangsa Israel kuno telah menempatkan diri mereka di pemukiman non-benteng di Pegunungan Yudea, melewati apa yang sekarang menjadi Israel tengah dan Tepi Barat. Orang Filistin mengumpulkan kekuatan di barat, di sepanjang pantai selatan Laut Mediterania dan dataran di atasnya, tempat mereka membangun kota-kota besar seperti Ashkelon, Ashdod dan Gat, kata para arkeolog. Benteng Galon berada tepat di tengah-tengah wilayah Filistin dan Israel.
ADVERTISEMENT
Orang Filistin yang dikenal dengan raksasa legendaris Goliath dan melawan Raja Daud menurut Alkitab Ibrani, kemungkinan besar adalah keturunan dari orang-orang di Yunani, Sardinia, dan bahkan mungkin Iberia yang bermigrasi melintasi Laut Mediterania ke Levant (tanah yang berada tepat di timur Mediterania) sekitar 3.000 tahun yang lalu, menurut sebuah studi tahun 2019 di jurnal Science Advances.
"Tampaknya benteng Galon dibangun sebagai upaya orang Kanaan/Mesir untuk mengatasi situasi geopolitik baru," kata Saar dan Weissbein. “Benteng itu dibangun di lokasi yang strategis, dari mana dimungkinkan untuk menyaksikan jalan utama yang melintasi sungai Guvrin--jalan yang menghubungkan daratan pantai ke Judea."
Benteng yang baru ditemukan di dekat Kibbutz Galon. Foto: IAA/Emil Aljem
Namun, situasi geopolitik berubah di pertengahan abad ke-12 SM, ketika orang Mesir meninggalkan tanah Kanaan dan mundur kembali ke Mesir, meninggalkan orang Kanaan sendirian untuk mempertahankan wilayah mereka.
ADVERTISEMENT
"Kepergian mereka menyebabkan kehancuran kota-kota Kanaan yang sekarang tidak terlindungi--kehancuran yang mungkin dipimpin oleh orang Filistin," kata Saar dan Weissbein.
“Penemuan benteng Galon memberikan gambaran yang menarik tentang kisah periode yang relatif tidak diketahui dalam sejarah negara itu," ungkao Talila Lifshitz, direktur departemen kemasyarakatan dan kehutanan di wilayah selatan Dana Nasional Yahudi, dalam pernyataan itu.
Sekarang, benteng tersebut terbuka untuk umum, berkat kerjasama antara IAA dan Dana Nasional Yahudi.