Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Di kedalaman samudera yang paling dalam yang misterius karena tak ada cahaya matahari di area tersebut, makhluk hidup laut dalam telah berevolusi dengan berbagai adaptasi untuk membantu mereka melihat, berkomunikasi, dan berburu, termasuk ikan yang satu ini.
ADVERTISEMENT
Beberapa dari mereka dapat menyelinap di kedalaman laut yang gelap tanpa terdeteksi, dan akhirnya para ilmuwan telah menemukan cara mereka menyelinap dan menghilang tanpa terdeteksi di kegelapan.
Dilaporkan oleh Current Biology, para peneliti dari Smithsonian National Museum of Natural History dan Duke University telah menemukan kurang lebih 16 spesies ikan laut dalam yang telah berevolusi dengan alat menyembunyikan diri yang hebat untuk menghindari bahkan melewati cahaya dari makhluk bioluminescent atau makhluk yang menghasilkan cahaya. Para ilmuwan menyebut alat tersebut sebagai ultra-black skin atau kulit yang hitam pekat.
Seperti bayangan yang hilang ditelan kegelapan, ikan-ikan ini dapat bergerak dalam gelap tanpa terdeteksi berkat kulit yang dapat menyerap 99.5 persen cahaya, layaknya vantablack yang dapat menyerap sampai 99.96 persen cahaya.
Menariknya, para ilmuwan menemukan kulit ikan-ikan yang wujudnya mirip serial tokoh superhero Marvel, Venom , mempunyai mekanisme yang berbeda untuk mendapatkan warna yang lebih gelap dari warna hitam, di mana mereka memiliki beberapa aplikasi, yaitu bertambah keras, fleksibel, dan material hitam pekat. Yang membuatnya lebih mirip Venom adalah giginya yang runcing dan wajah menyeramkan.
ADVERTISEMENT
Pengujian laboratorium menemukan bahwa kulit hewan tersebut menyerap hampir seluruh cahaya yang diarahkan ke kulit ikan tersebut. Para ilmuwan menemukan bahwa pigmen melanin yang terdapat pada kulit manusia yang bisa melindungi tubuh dari 99.9 persen radiasi UV, bukan hanya saja terkandung dalam kulit ikan-ikan tersebut, tetapi bahkan didistribusikan dengan cara yang menarik.
Melanosom, kompartemen seluler yang diisi pigmen, dikemas ke dalam sel-sel pigmen yang pada gilirannya membentuk lapisan kontinu, dikemas sangat dekat dengan permukaan kulit. Melanosom menyerap sebagian besar cahaya yang diarahkan padanya, tetapi ukuran, bentuk, dan susunan sel-sel ini juga menyebabkan mereka mengarahkan cahaya yang tersisa pada melanosom lain di dalam sel untuk menyedot sisanya.
Memahami mekanisme baru ini, khususnya untuk menghasilkan kulit ultra-hitam dapat meningkatkan pembuatan bahan yang saat ini menggunakan struktur yang ditemukan pada burung dan kupu-kupu. Para peneliti berpikir mengadopsi teknik ini dapat menghasilkan bahan yang lebih kuat dan efisien.
ADVERTISEMENT