Misteri Kematian Genghis Khan Sang Penakluk Asia Akhirnya Terungkap

14 Februari 2021 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung Genghis Khan. Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Patung Genghis Khan. Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Genghis Khan yang dikenal sebagai penakluk paling brutal telah lama meninggal dunia. Namun kematian sang penakluk itu masih menyisakan misteri belum terpecahkan selama ratusan tahun.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan cerita yang beredar, Genghis Khan meninggal akibat dikebiri dan mengalami pendarahan hebat. Namun cerita itu masih menjadi misteri karena tidak ada bukti yang bisa menjelaskannya. Berkat studi baru para peneliti akhirnya berhasil mengungkap kematian Genghis Khan yang sebenarnya.
Genghis Khan lahir dengan nama Temüjin dari Klan Borigin pada 1162. Di tahun 1206, ia mendirikan dan mendapuk dirinya sebagai pemimpin pertama Kekaisaran Mongolia. Genghis Khan meninggal pada 1227, menguasai wilayah hampir 3 kali lebih besar ketimbang Kekaisaran Romawi. Warisannya pun telah mencapai dimensi global.
Saking besar pengaruhnya, sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2003 di The American Journal of Human Genetics mengatakan bahwa 1 dari 200 pria di seluruh dunia kemungkinan besar adalah keturunan langsung dari Genghis Khan. Sayang, warisan melimpah itu berbanding terbalik dengan kematian Genghis Khan yang misterius.
Ilustrasi Genghis Khan bersama para prajuritnya. Foto: Wikimedia Commons
Keluarga dan para pengikut Kekaisaran Mongol diperintahkan untuk menjaga dan merahasiakan kematian Genghis Khan lantaran meninggal saat periode penting perang melawan Xia Barat, Kekaisaran yang ingin ditaklukan Mongol selama lebih dari 20 tahun.
ADVERTISEMENT
Untuk menghormati Genghis Khan, para prajurit Mongol menceritakan sejumlah legenda tentang kematiannya. Satu cerita mengatakan bahwa Genghis Khan mati karena mengalami pendarahan setelah ditikam dan dikebiri oleh seorang putri dari bangsa Tangut, suku Tibote-Burman di barat laut China.
Ada juga yang mengatakan Genghis Khan meninggal akibat luka-luka setelah jatuh dari kuda dalam pertempuran melawan China atau meninggal akibat luka panah dan terinfeksi selama perang melawan Xia Barat.
Faktanya, studi baru mengungkapkan bahwa cerita atau rumor itu beredar pasca Genghis Khan meninggal dunia. "Kematian Raja dan Kaisar China sering bercampur dengan mitos," kata Francesco Galassi, rekan penulis studi yang merupakan dokter dan ahli paleopatologi di Flinders University di Adelaide, Australia, kepada Live Science.
Ilustrasi rumah bangsa Mongol. Foto: snappygoat
Hasil analisis dan penyelidikan oleh para peneliti mengungkapkan bahwa Genghis Khan kemungkinan besar meninggal akibat kondisi lain, bukan karena politik atau keracunan sebagaimana cerita yang beredar selama ini. Pasalnya, ketika Genghis Khan meninggal, ia masih berada di puncak kekuasaan, dihormati, dan dirawat dengan baik oleh para pelayannya.
ADVERTISEMENT
“Ini membuat kematiannya karena pembunuhan politik atau keracunan sangat tidak mungkin,” kata Wenpeng You, rekan penulis studi yang merupakan peneliti biologi manusia di The University of Adelaide.

Mengungkap kematian Genghis Khan

Untuk mengungkap kematian Genghis Khan, peneliti mempelajari sebuah teks sejarah yang dibuat selama Dinasti Ming berjudul “The History of Yuan”. Dalam teks tersebut disebutkan bahwa pada 18 Agustus hingga 25 Agustus 1227, selama operasi militer terakhir melawan Xia Barat, Genghis Khan jatuh sakit. Ia tak enak badan dan demam. Genghis Khan meninggal delapan hari kemudian setelah terserang penyakit tersebut.
Penelitian sebelumnya menunjukkan Genghis Khan menderita demam tifoid, kendati tidak disebutkan gejala lain yang ia diderita. Selain melihat data klinis Genghis Khan, para ilmuwan juga menggunakan informasi tentang penyakit yang diderita pasukan Mongol dan musuh pada saat itu serta pengetahuan modern tentang awal mula penyakit menular.
Patung Genghis Khan. Foto: Wikimedia Commons
Mereka menemukan bahwa gejala yang diderita Genghis Khan dan para pengikutnya cocok dengan wabah pes yang lazim terjadi pada periode tersebut. Kendati begitu, peneliti mengakui studi yang mereka lakukan masih terbatas karena kurangnya akses tubuh Genghis Khan yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya.
ADVERTISEMENT
“Sementara kami tidak dapat 100 persen yakin tentang penyebab pasti kematian (Genghis Khan) karena keterbatasan ini. Tapi kami dapat mengatakan bahwa skenario klinis ini jauh lebih realistis dan layak untuk dipertimbangkan secara historis daripada hipotesis lain yang banyak dibuat-buat," kata Galassi.
"Pandemi baru-baru ini sekali lagi menunjukkan bahwa para pemimpin negara dapat terjangkit penyakit menular, dan terlepas dari kekuatan mereka, mereka tidak dapat dilindungi dari fenomena yang terjadi secara alami seperti penyakit menular," tambah rekan penulis studi, Elena Varotto, seorang antropolog dan bioarkeolog di University of Catania, Italia.
“Dengan demikian, kematian Genghis Khan mungkin bisa menjadi contoh umum dari pengaruh penyakit terhadap kepemimpinan yang berpotensi mampu mengubah arah sejarah," katanya.
ADVERTISEMENT